Waktu bertugas yang seharusnya dimulai pukul 07.00 pagi, tak jarang ia datang 90 menit lebih awal. Pun dengan waktu pulang pukul 2 siang. Dokter Oom biasa pulang melebihi waktu ashar. Bahkan hingga terbenam matahari sampai pukul 8 malam. Rapat hingga pukul 12 malam. Dia juga standby 24 jam. Justru mengomel ketika ada perawat atau nakes lain yang tak memberi kabar ketika pasien Covid-19 butuh pertolongan mendadak.
Untuk bisa di posisi nyaman ini, bukan hal yang mudah. Perempuan kelahiran 20 Mei 1968 itu, selalu memposisikan diri sebagai pasien positif yang membutuhkan pertolongan orang lain. Membutuhkan lawan bicara untuk didengar. Sungguh pengabdian yang tulus. “Karena saya nyaman dan asik menjalaninya,” tuturnya.
Mantan dokter umum RSUD Abepura, Kota Jayapura tersebut hanya mengabdikan diri di RSD Gunung Jati. Bukan ingin terlihat idealis atau tak ada tawaran lain, namun baginya pandemi bukan hanya soal penyakit. Lebih dari itu, ada keterkaitan sosial yang lebih tinggi. Sehingga membutuhkan kerja sama semua pihak. Waktu yang panjang. Untuk sama-sama memberikan dukungan kepada pasien agar imunitas bertambah.
Kepala ruang isolasi Teratai RSD Gunung Jati, Yogi Sumedi Skep Ns MMRS bahkan harus mandi 8-9 kali dalam satu hari. Itu telah menjadi kewajiban tiap kali ke luar-masuk dari zona merah tempatnya bertugas. Pun itu dilakoni setiap hari, karena sadar telah merupakan bagian dari kewajiban. “Karena saya juga ada keluarga, terutama anak. Saya harus memastikan kondisi mereka baik-baik saja,” pungkasnya. (ade gustiana)