Hindari Kerumunan, Gelar Kejuaraan Virtual

0 Komentar

CIREBON – Pandemi Covid-19 menciptakan tren baru di dunia olahraga. Bukan hanya latihan yang disesuaikan, kejuaraan juga dilaksanakan dalam jaringan alias daring. Sejumlah kejuaraan olahraga, sudah bisa dilaksanakan dengan sistem online tersebut.
Pada cabang olahraga catur, digelar kejuaraan secara daring. Pengurus Provinsi Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Pengprov Percasi) Jawa Barat telah memutuskan bahwa Kejuaraan Daerah (Kejurda) 2020 akan tetap dilaksanakan di Kota Bogor. Namun, secara virtual.
Ketua Umum Percasi Jawa Barat, Deni Nurdiana Hadimin mengatakan, pembinaan atlet catur harus tetap berjalan dan berkesinambungan meski masih berada dalam situasi pandemi. “Kita harus menyesuaikan kondisi. Kita harus bisa beradaptasi, inovatif dan terus produktif. Maka, Kejurda 2020 tetap dilaksanakan dengan sistem daring atau online,” ungkap Deni.
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Binpres) Percasi Kota Cirebon, Johanes Ciputra mengatakan, banyak pecatur tertarik mengikuti kejurda virtual. Rencananya, Percasi Kota Cirebon akan menurunkan 24 pecatur dalam kejuaraan ini. Baik senior maupun junior.
“Karena virtual, jadi pesertanya tidak perlu hadir di Kota Bogor. Artinya, tidak ada biaya akomodasi atau transportasi. Karena itu, banyak pecatur kita yang tertarik ikut event ini,” beber Johanes.
Sementara itu, Ketua Harian Percasi Kabupaten Cirebon, Bagja Budiman mengaku kurang tertarik dengan kejuaraan yang dilaksanakan secara virtual. Sebab, rentan dengan kecurangan. Namun demikian, menurut Bagja, mau tidak mau Percasi Kabupaten Cirebon akan tetap mengirimkan perwakilannya dalam Kejurda 2020.
“Sebetulnya kurang menarik. Itu hanya mengikuti tren saja. Padahal, dengan virtual, berarti minim pengawasan terhadap peserta. Potensi kecurangannya besar. Tapi ya ikut kejurda itu kan wajib. Jadi kita mungkin tetap kirim minimal 10 atlet,” ungkapnya.
Soal teknis pertandingannya, Ketua Bidang Perwasitan dan Peraturan Percasi Jawa Barat, Ridwan Asyari mengungkapkan, pihaknya telah membuat peraturan khusus. Nemun demikian, dia juga mengatakan bahwa wasit atau panitia memang tidak bisa secara kasat mata melihat jika terjadi kecurangan.
“Tiap pengcab diberikan aturan pertandingannya. Soal kecurangan, misalkan menggunakan engine atau dibantu pelatih, wasit dan panitia memang tidak tahu. Tapi ada waktu dua hari untuk mengecek keberhasilan pertandingan itu sebelum mengumumkan pemenangnya. Semua pengaturan lawan dan hasil, itu sudah diatur dengan program lichess,” jelasnya. (ttr)

0 Komentar