KEDAWUNG – Target di MTQ ke XXXVI Kabupaten Cirebon tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2020 meleset. Prestasinya, merosot. Turun peringkat, dari 7 ke peringkat 13. Ini menjadi catatan besar pemerintah daerah. Padahal, targetnya masuk lima besar.
Asisten Daerah 1 Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kabupaten Cirebon, Hilmi Rifai berkilah, merosotnya raihan peringkat MTQ tingkat Jabar kali ini disebabkan sejumlah faktor yang sulit diindahkan.
Turunnya peringkat tersebut bukan tanpa alasan. Dari sisi pembinaan misalnya, seharusnya sebelum bertanding dilakukan pembinaan bagi para kafilah diberikan empat kali. Hanya saja, tahun ini dihadapkan dengan pandemi Covid-19, sehingga pembinaan hanya bisa dilakukan satu kali saja.
“Maka, keterbatasan ini harus menjadi maklum,” ujar Hilmi usai kegiatan penyerahan bonus atau uang kadeudeuh bagi peserta terbaik MTQ XXXVI tingkat Provinsi Jabar di salah satu hotel kawasan Tuparev, Rabu (11/11).
Alasan lain, kata Hilmi, sesuai hasil evaluasi yang dilaporkan kepada bupati, selama ini para jajaran dan pengurus kabupaten sudah lama tidak berkolaborasi dengan tingkat provinsi dalam ajang lomba MTQ di tingkat lebih tinggi.
“Bisa dianalogikan, ketika Indonesia ditunjuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 maka pelatihnya pun harus standar internasional. Itu kan logis. Maka, ini menjadi barometer kita untuk bisa berbenah diri kedepannya,” katanya.
Selain itu, dalam pelaksanaan MTQ tingkat kabupaten selalu dilakukan pada akhir menjelang penutupan tahun. Sehingga dari sisi kesiapan dan persiapan pada peserta lomba sangat minim dalam pemetaan. Maka, ini harus kembali menjadi perhatian agar bisa lebih baik lagi.
“Jadi, jika MTQ dilaksanakan di akhir tahun, maka bisa jadi ada potensi kemungkinan peserta dari Cirebon ikut ke daerah lain. Ini seharusnya bisa menjadi poin penting dalam menjaga para kafilah kita agar bisa membela daerah sendiri,” paparnya.
Oleh karenanya, dalam setiap menghadapi segala perlombaan segala kesiapan dan persiapan harus dilakukan. Pihaknya pun terus mengupayakan termasuk kualifikasi pembina yang harus juga dilakukan.
“Saya targetkan yang rasional minimal 10 besar dalam MTQ maupun STQ di tahun mendatang. Karena potensi dari pesantren yang jumlahnya ratusan dan konsolidasi dengan pimpinan pesanteren menjadi modal kami ke depan,” imbuhnya.
Prestasi Melorot, Dapat Bonus

