CIREBON – Sejumlah kepala dinas memahami keputusan yang diambil terkait dengan rotasi dan promosi aparatur sipil negara (ASN). Kendati demikian, mereka juga menyayangkan banyaknya usulan yang tidak diakomodir.
Salah satu eselon II yang namanya minta tidak dikorankan mengaku, sebelum mutasi rotasi para kepala dinas memang menyampaikan usulan. Siapa saja yang direkomendasikan mendapatkan promosi dan kategori lainnya.
Usulan itu, juga dilandasi dengan berbagai pertimbangan. Mengingat kepala dinas mengetahui betul, siapa saja bawahannya yang bisa diandalkan. Sayangnya, usulan tersebut banyak yang tidak disetujui.
“Cobalah memperhatikan kinerja ASN yang kerjanya lebih banyak di belakang layar. Mereka ini punya peran besar bagi kepentingan masyarakat secara luas,” katanya, kepada Radar Cirebon, Minggu (15/11).
Sebelum helatan mutasi kemarin, dia mengusulkan beberapa bawahannya dari eselon IV agar promosi ke eselon III. Pengusulan itu bukan tanpa dasar, karena anak buahnya secara disiplin ilmu memang linier dan kapasitas kemampuannya juga teruji.
“Memang kerja-kerja mereka bukanlah sosok yang bekerja di atas panggung. Mereka lebih banyak di belakang layar, tapi hasil pekerjaannya ini mengangkut kepentingan pemerintah kota dan masyarakat Kota Cirebon,” tuturnya.
Dirinya sebagai pimpinan hanya bisa sebatas mengusulkan, tapi proses selanjutnya ada tim penilai kinerja. Karena tidak sedikit ASN yang memiliki kinerja luar biasa, tapi tidak pernah mau tampil di depan pimpinan. Apalagi, secara tupoksi memang tidak memungkinkan ke arah sana.
“Tidak cukup mempromosikan ASN hanya karena kedekatan. Apalagi cuma cari panggung. Tapi promosikan ASN yang benar benar kinerjanya profesional,” tandasnya.
Terkait ketidakpuasan helatan mutasi terakhir, Komisi I DPRD belum mendalami hal ini. Ketua Komisi I DPRD Kota Cirebon, Imam Yahya SFil I berharap, rotasi mutasi pejabat harus memenuhi unsur profesionalisme dan proporsional. “Apakah penempatan jabatan sesuai denngan profesionalisme ASN tersebut harusnya pemkot bisa mengkaji secara matang,” tegas Imam.
Imam mengingatkan jangan sampai penempatan ASN malah terkesan asal asalan. Apalagi sekadar mengedepankan aspek senioritas, tetapi mengesampingkan kemampuan dan latar belakang keilmuan.
Sebelumnya, Walikota Cirebon, Drs H Nashrudin Azis SH tidak menampik dalam setiap mutasi atau promosi pasti ada ketidakpuasan. Namun, diyakini promosi ataupun mutasi masih dalam batas-batas yang dibolehkan. “Saya rasa kemarin semuanya masih ada batas–batas yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan,” ujarnya.