Warga di wilayah barat Kabupaten Cirebon butuh perjalanan panjang jika ingin pergi ke pusat perbelanjaan modern. Seperti CSB atau Grage. Ya, sekadar untuk ngemal. Belanja di ruang ber-AC sambil memanfaatkan fasilitas tangga berjalan (eskalator). Namun sebentar lagi, WBC punya mal sendiri. Mungkinkah?
ADE GUSTIANA, Cirebon
PUSAT perbelanjaan di Wilayah Barat Cirebon (WBC) tak lepas dari kehadiran Pasar Sandang Tegalgubug. Yang konon, pasar sandang terbesar se-Asia Tenggara tersebut. Yang juga pernah viral karena jalan beceknya itu. Seminggu hanya beroperasi dua hari: Selasa dan Sabtu. Namun sejak malam menjelang dua hari itu, sudah mulai terlihat aktivitas jual beli. Pasar disibukan oleh becak yang mondar-mandir bongkar muat.
Masih di malam hari, pembeli partai banyak berdatangan. Maksudnya, pembeli dalam jumlah besar. Alias borongan. Apalagi, kalau bukan untuk dijual kembali. Tak heran, banyak anak muda di Tegalgubug yang kerap dijuluki sebagai bos pakaian.
Tak hanya transaksi langsung. Banyak juga yang dikirim ke luar jawa dengan dititipkan pada truk yang melintas di jalur pantura. Tak lupa di karung itu dituliskan nama penerima dan kota asal. Tidak hanya warga dari wilayah III Cirebon. Mereka dari luar provinsi tak jarang menjadikan pasar ini jujukan. Karena harga yang relatif terjangkau dibanding tempat lain.
Pagi hingga siang hari, jalur pasar tumpah ini selalu macet. Pasar tumpah yang benar-benar tumpah. Pedagang meluber hingga bagian luar pasar. Becak dan motor tak heran jika melawan arus. Namun ini pemandangan biasa. Biasa dimaklumi oleh warga setempat. Belum tahu kalau warga di luar plat E yang melintas. Mudah-mudahan bisa menahan sumpah serapah.
Minggu (15/11) kemarin, Moizeland Trade Center (MTC) resmi mendeklarasikan kantor pemasaran barunya. Dengan luas sekitar 230 meter persegi itu. Lokasinya strategis. Di sisi jalan raya utama Arjawinangun-Tegalgubug. Tak jauh dari pasar tradisional Tegalgubug. Tepatnya di sisi barat menuju arah Jakarta.
MTC ini digadang-gadang sebagai mal baru. Pertama di wilayah barat Cirebon. Mengakomodir kios pinggir jalan pasar tumpah ke rumah sebenarnya. Konsep empat lantai. Lantai dasarnya disebut ground floor. Lalu lantai dua hingga tiga. Dilengkapi lift dan eskalator. Serta wifi di setiap sudut bangunan.