Kisah Keluarga Fotografer Tiga Generasi

aaron-fotografer
Aaron Nater, cucu ke-16 Tan Baseng, keluarga yang menekuni fotografi profesional hingga tiga generasi. Foto: Okri Riyana/Radar Cirebon
0 Komentar

Aaron pun kerap bolos sekolah di hari Sabtu, karena banyak pernikahan dilangsungkan di akhir pekan. “Pernah sampai ditanya oleh guru, kenapa setiap Sabtu tidak masuk? Saya jelaskan ikut bantu papa moto,” katanya.
Menjadi partner sang ayah saat itu, makin membuat Aaron tergoda serius menekuni fotografi. Padahal, kerap kali, ia hanya kebagian “pegang kabel”. Tapi dari situ, Aaron belajar mengatur kabel sampai bertemu klien. Kemudian melihat dengan jeli bagaimana teknik yang digunakan, serta treatment yang digunakan saat di venue. “Banyak klien yang bingung, kenapa anak kecil ikut-ikutan. Tapi nggak sedikit juga yang mengapresiasi. Saya senang bisa terjun belajar langsung,” tuturnya.
Kegiatan seperti itu terus berlangsung hingga ia lulus SMA. Selepas itu, Aaron yang harusnya bisa melanjutkan impiannya untuk menjadi atlet badminton ternyata harus memendam mimpinya. Cidera tak memungkinkannya untuk menjadi atlet.
Di titik itu, ia mulai berfikir apa yang harus dilakukan. Bagaimana ia melanjutkan hidup. “Yang saya suka saat itu badminton dan fotografi. Saat impian atlet badminton saya pupus, saya akhirnya memutuskan untuk melanjutkan sekolah fotografi,” jelasnya.
Aaron memutuskan untuk sekolah fotografi spesialis weeding. Ia menempuh pendidikan tersebut dari 2011 hingga 2012. Tentunya masih dengan aktivitas rutin membantu ayahnya setiap akhir pekan. Ia pun mulai merambah membuat promo di Fanpage Facebook. “Dari promo di social media ini mulai banyak yang tertarik bukan hanya dari Cirebon saja,” jelasnya.
Selesai sekolah fotografi, Aaron memutuskan untuk mengambil S1 jurusan DKV di Universitas Maranatha, Bandung. Di sini, ia merasa cukup melelahkan. Dengan job pernikahan yang berjalan di akhir pekan, seringkali baru selesai pukuk 22.00 WIB. Padahal ia pun harus sudah ada di Bandung Senin pagi hari dan mengikuti kuliah pukul 07.00.
Baik Aaron maupun sang ayah dan kakek sejak dahulu konsisten dengan konsep one man show. Hingga saat ini Aaron pun hanya berani berpartner dengan sang ayah. Pasalnya, sudut pandang dan cara membaca foto, karakter foto seseorang dengan lainnya berbeda. “Saat ini, value tertinggi saya adalah papa,” ungkapnya.

0 Komentar