KUNINGAN – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kuningan melakukan evaluasi terhadap simulasi kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka. Hal ini menyusul, adanya kasus terkonfirmasi positif Covid-19 yang menimpa tiga orang guru dan tiga siswa. Akibatnya, sekolah yang terdapat kasus positif tersebut diambil keputusan agar tidak dilakukan dulu KBM tatap muka. Sekaligus melakukan upaya sterilisasi lingkungan sekolah dengan penyemprotan cairan disinfektan.
Kepala Disdikbud Kuningan Drs H Uca Somantri MSi mengatakan, pihaknya akan melakukan evaluasi simulasi kegiatan belajar mengajar tatap muka. Langkah ini ditempuh untuk mencegah penyebaran Covid-19. “Memang kita sudah kembali melakukan simulasi KBM tatap muka, tapi karena ada beberapa persoalan jadi kita ambil sikap lagi. Sehingga pembelajaran kembali dilakukan secara jarak jauh atau PJJ, sekolah itu juga disterilisasi,” tegas Kadisdik Uca saat diwawancarai awak media, kemarin (19/11).
Dia menyebutkan, kasus positif Covid-19 sebanyak tiga guru dan tiga siswa ini terjadi di sejumlah sekolah baik SD maupun SMP. Adapun di antaranya sekolah yang ditutup salah satunya ada di wilayah Kuningan, Luragung, Kalimanggis, Cilimus dan Bandorasa.
“Sekolah-sekolah itu simulasi tatap mukanya ditangguhkan, jadi kembali dengan metode PJJ. Karena memang ada temuan (kasus positif Covid-19, red) dan juga ada persiapan kaitan ujian, sebab nanti ujian dilakukan dengan metode jarak jauh,” ungkapnya.
Uca menjelaskan, kebijakan setiap sekolah dikembalikan lagi kepada satuan pendidikan terkait termasuk komite sekolah. Apakah akan tetap melakukan simulasi KBM tatap muka atau tidak, itu dikembalikan lagi atas persetujuan dari pihak satuan sekolah. “Jadi, sejauh mana sekolah itu merasa yakin untuk bisa melakukan simulasi KBM tatap muka. Silakan satuan pendidikan akan memutuskan seperti apa, misalnya tidak ada kasus, anak-anak juga menjelang ujian harus betul-betul siap, ya silakan dilanjut simulasi KBM tatap muka. Namun yang penting, kami meminta untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan,” ujarnya.
Dari hasil evaluasi di lapangan, pihaknya masih menemukan persoalan, bahwa saat siswa sepulang sekolah tidak langsung dijemput orang tua atau kembali ke rumahnya masing-masing. Masih banyak anak-anak sekolah setelah selesai simulasi KBM tatap muka, justru main atau berkerumun di luar sekolah.