Minta Bertemu Bupati dan Difasilitasi Masuk BPNT
SUMBER – Dugaan monopoli supplier program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kabupaten Cirebon, benar adanya. Sebab, tidak sedikit pedagang lokal yang menjerit karena tidak terakomodir. Mereka meminta pemerintah daerah tegas. Membongkar mafia BPNT di Kabupaten Cirebon.
Salah satu pedagang beras di Desa Tersana, Kecamatan Pabedilan, Kabupaten Cirebon, Chimyanto Putra Pusaka Negara mengaku, beberapa kali ingin masuk sebagai supplier beras untuk program BPNT, namun tak juga tembus. Padahal, beras yang ia jual merupakan produk lokal, yang dibeli dari petani desa setempat.
Ia mengaku sudah mencoba komunikasi dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) setempat, baik via telepon maupun WhatsApp. Sayangnya, tak pernah mendapat respons.
“Saya proses, saya giling, saya jadikan beras, kemudian dijual ke masyarakat umum, serta ingin masuk ke program BPNT. Tapi nggak bisa masuk,” ujar Chimyanto kepada Radar Cirebon, kemarin (22/11).
Karena itu, kata Chimyanto, pihaknya meminta kepada bupati Cirebon agar tegas dalam program BPNT agar dapat mengakomodir pedagang lokal. Sebab, ia bingung harus mengadu dan meminta arahan kepada siapa, agar bisa masuk ke program BPNT.
“Saya ini kan jualannya di depan rumah, di pinggir jalan raya pula. Tapi, tidak ada yang mengajak kerja sama. Bahkan, di lapangan, ada supplier beras yang didatangkan dari wilayah barat. Kok bisa? Padahal, di desa kami banyak pedagang beras. Kan aneh!” tuturnya.
Menurutnya, tidak sedikit pedagang yang menjerit dan mengeluh lantaran tidak terakomodir di dalam program. Jumlahnya juga banyak. “Masa sih harus dikuasai oleh beberapa supplier tertentu untuk BPNT? Kita juga ingin masuk!” terangnya.
Chimyanto menyampaikan, para pedagang ingin rasanya bergerak dan mengadu dengan melakukan audiensi ke bupati Cirebon. Sebab, bupati merupakan kepala daerah yang mempunyai kebijakan agar pedagang lokal bisa terakomodir.
“Bagaimana pun juga kami warga Kabupaten Cirebon, yang ingin menghidupi perekonomian warga sekitar yang berprofesi sebagai petani,” imbuhnya.
Ia juga mengaku pernah datang ke salah satu supplier besar di Kabupaten Cirebon yang sudah masuk program BPNT namun, harga beras medium miliknya hanya dihargai Rp8.000 sampai Rp8.400 per kilogram.