KUNINGAN-Ratusan warga berlomba-lomba menjala ikan di Tradisi Bedah Setu Janggala dalam rangka peringatan HUT Desa Panawuan ke 201, kemarin (22/11)1.
Dengan berbekal jaring, seser dan ayakan, ratusan warga menceburkan diri ke kolam berukuran besar yang selama ini menjadi tempat pemancingan ikan. Mereka berlomba-lomba mendapatkan ikan sebanyak-banyaknya dengan hanya menggunakan alat tradisional tersebut. Bermacam jenis ikan didapat warga seperti ikan nila, mas, lele, bawal hingga gurami pun ada.
Kondisi pandemi, memaksa masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam acara tahunan tersebut harus mengikuti protokol kesehatan seperti yang dianjurkan pemerintah Desa Panawuan. Sejumlah petugas dari Polsek dan Koramil Cilimus pun tampak berjaga sambil tak lelah menyampaikan imbauan protokol kesehatan. Meski dalam praktiknya, masih banyak warga yang mengabaikan karena alasan tak mau ribet.
“Maskernya basah, jadi sulit bernafas. Jadi saya lepas saja,” ujar Budi salah satu warga peserta sambil menjaring ikan.
Namun demikian, Budi merasa senang bisa mengikuti kembali acara Bedah Setu Janggala tersebut. “Mudah-mudahan kita semua sehat, tidak ada yang kena korona. Karena ini pesta rakyat tradisi tahunan, jadi harus meriah,” ujarnya.
Sementara itu, Kades Cigandamekar Ade Saenudin mengatakan, kegiatan bedah Setu Janggala adalah tradisi turun temurun yang diadakan setiap peringatan hari ulang tahun Desa Panawuan yang jatuh pada tanggal 25 Oktober lalu. Namun kondisi pandemi memaksa acara pesta rakyat tersebut harus dilaksanakan mundur satu bulan.
“Dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan, alhamdulillah tahun ini kita bisa gelar acara pesta rakyat Bedah Setu Janggala. Selain sebagai pelestarian budaya, pesta rakyat ini diharapkan bisa menjadi daya tarik wisata,” ujarnya. (fik)