“Untuk pembatasan kegiatan-kegiatan yang melibatkan kerumunan orang banyak, seperti pelaksanaan rapat-rapat pemerintahan maupun acara pesta hajatan. Juga akan diperketat pengawasannya,” tuturnya.
Meski demikian, satgas mendapatkan angin segar dari segi kecepatan testing masif. Dengan penambahan alat di RSD Gunung Jati, kapasitas per harinya bisa bertambah 200 sampel, dengan waktu keluarnya tes PCR paling lambat 2 x 24 jam kapasitas 200 sampel.
“Alhamdulillah, dari pihak RST Ciremai juga siap membantu 100 sampel per hari. Jadi, kapasitas testingnya bisa 300-an. Belum ditambah dengan rumah sakit swasta yang juga punya fasilitas pengujian PCR, bisa jadi lebih banyak,” tegasnya.
Dengan demikian, penanganan dan tindakan yang dilakukan bagi peserta swabtest bisa lebih terarah, ketika mengetahui hasil tes PCR-nya lebih cepat ditangani.
Direktur RSD Gunung Jati, dr Ismail Jamaludin SpOT memaparkan, yang sudah berjalan memang pihaknya juga telah menambah sebanyak 20 bed. Sedangkan keinginan untuk memaksimalkan ruang blok Prabu Siliwangi, memang perlu dilakukan persiapan melengkapi sarana prasarananya terlebih dahulu.
“Kalau kondisinya disediakan, kalau di sektiarnya faktor keamanan belum dilengkapi, khawatir malah tidak efektif penanganannya,” tuturnya.
Misalnya dari segi peralatan perlu pemasangan fasilitas tekanan negatif, sirkulasi saluran udara dan lainnya. Kemudian, perlengkapan bagi tenaga kesehatan juga perlu ditambah. Kalau kedua persiapan peralatan dan perlengkapan ini belum siap, maka kasihan kepada tenaga medis yang menanganinya bisa lebih rawan terpapar. (azs)