CIREBON – Sebanyak 48 jabatan kepala Sekolah Dasar (SD) di Kota Cirebon kosong. Terpaksa dirangkap pelaksana tugas (plt). Kekosongan berimbas pada tata kelola sekolah. Tidak maksimal.
Sementara jumlah SD di Kota Cirebon ada 143 sekolah. Di antaranya 125Â berstatus negeri. Di 2021, tercatat akan ada 11 kepala SD yang akan pensiun. Ditambah 7 kepala SD aktif saat ini akan mengikuti calon seleksi pengawas. Secara akumulatif Kota Cirebon akan kekosongan 66 kepala SD.
Kepala Bidang Pembinaan Ketenagaan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon, Sri Wahyuning Hadi mengatakan, peserta seleksi calon kepala SD sangat kurang. Sementara untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) terbilang cukup. Pun hingga detik ini tidak kekosongan kepala sekolah. Baru akan ada yang pensiun tahun 2022. Sebanyak 3 orang. Yakni SMPN 5, 6 dan SMPN 14. Peserta seleksi kepala SMP tergolong lebih banyak dibanding kepala SD.
Oleh karena itu prioritas Disdik Kota Cirebon melakukan seleksi kepala SD. Karena proses penerimaan Kepsek tidak sekonyong-konyong. Meski melalui proses panjang. Menyita waktu. Utamanya adalah mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar (Diklat) selama tiga bulan.
Disdik tengah melakukan seleksi kepala SD. Saat ini masih dalam proses. Telah sampai pada tahap Diklat yang akan rampung 23 Desember mendatang. Total ada 65 calon kepala SD baru yang akan mengisi kekosongan itu.
Kekosongan kepala SD, disebut perempuan yang biasa disapa Yuni itu, sangat memberikan pengaruh. Seperti pengambilan kebijakan sekolah tidak bertumpu hanya pada satu orang. Tugas pelaksana tugas memang sangat diandalkan. Namun lagi, pelaksana tugas (plt) secara tidak langsung tidak bisa fokus dalam mengembang amanah. Karena plt juga diambil dari kepala sekolah lain. Artinya, satu orang plt bertanggung jawab di dua sekolah.
“Kokosongan ini tentu sangat berpengaruh. Seperti misalnya, mereka merasa sama-sama selevel, guru dengan guru,” ucap Yuni. (ade)