Sebelumnya, gangguan serupa juga pernah terjadi pada Agustus lalu. Namun kondisi tersebut disebabkan interkoneksi jaringan distribusi utama (JDU) ke reservoir 9 ribu meter kubik. Di sejumlah lokasi, gangguan memakan waktu sampai 24 jam.
Proyek JDU ini merupakan dana hibah dari APBN senilai Rp50,8 miliar. Pipa yang berdiameter 600 mm ini terbentang dari Plangon sampai Kalitanjung dilaksanakan pada tahun 2017-2018. Sedangkan resevoir sendiri nilai kontraknya Rp26,1 miliar, belum termasuk addendum.
Total dana hibah APBN untuk program SPAM Kota Binaan Cirebon ini mencapai Rp76,9 miliar. Tentunya ada konsekuensinya, Pemkot Cirebon dan PDAM wajib melakukan peningkatan cakupan pelayanan dengan menambah sambungan rumah tangga.
Perumda Air Minum menargerkan sambungan rumah (SR) untuk 5 tahun mendatang sebanyak 22 ribu SR. Sementara Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2019 untuk tahun 2020, ditargetkan 3 ribu SR.
Dengan debit air dari mesin pengolahan ke reservoir 860 liter/detik, perhitungan kapasitas reservoir 9 ribu meter kubik bisa diisi penuh hanya dalam waktu 3 jam saja. Sementara kapasitas existing reservoir yang dimiliki Perumda Air Minum yakni Resevoir Gunungsari 2.500 meter kubik.
Tetapi, reservoir Gunungsari belum difungsikan mengingat belum diketahui hasil uji keandalan strukturnya saat ini. Selain itu, ada rencana mengoperasikan Reservoir Prujakan dengan kapasitas 875 meter kubik. Namun, kondisinya sama dengan Gunungsari.
Selanjutnya Resevoir Kepompongan kapasitas 2 ribu meter kubik berfungsi dan melayani wilayah Majasem dan sekitarnya.
Bila ditotal kapasitas reservoir yang dimiliki Perumda Air Minum adalah 14.375 meter kubik. Sementara untuk memenuhi kebutuhan ideal, reservoir yang tersedia harusnya mencapai 15 ribu meter kubik. (azs)