CIREBON – Satgas Penanganan Covid-19 Kota Cirebon mulai menutup pelayanan rapid test. Selain karena faktor kehabisan stok reagen, selama ini rapid test dianggap tidak efektif dalam mendeteksi penularan virus corona.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cirebon dr H Edy Sugiarto MKes menjelaskan, pelayanan rapid test telah ditutup sejak awal pekan ini. Sebelumnya, pelayanan rapid test memang masih sempat dilakukan, yang digunakan bukan untuk mendeteksi penularan Covid-19.
“Sebetulnya rapid test itu kita gunakan sebelum fasilitas PCR di Kota Cirebon siap. Memang setelah PCR ada, rapid test masih melayani sebagian kecil, tapi bukan untuk pengetesan Covid-19, hanya syarat tertentu saja,” ujarnya.
Misalnya, ketika masyarakat hendak melakukan perjalanan yang membutuhkan bukti keterangan hasil rapid test non reaktif. Atau, untuk syarat lain seperti urusan kedinasan yang memerlukan bukti keterangan.
“Biasanya yang meminta syarat seperti itu masih dilayani, tapi sekarang sudah stop semua. Stoknya sudah habis. Yang mau rapid test silakan mandiri saja ke faskes lain yang masih melayani,” tuturnya.
Dari catatan Satgas Covid-19 Kota Cirebon, rapid test yang telah dikeluarkan untuk melayani sejak awal pandemi, mencapai 9.249 dengan memunculkan 93 orang yang hasil rapid test reaktif.
Di sisi lain, Edy menyebutkan bahwa target swab test justru ditambah. Dari yang sebelumnya direncanakan 16 ribu sasaran, ditingkatkan lagi menjadi 20 ribu sasaran. Bahkan, ada rencana untuk terus ditingkatkan kembali menjadi 22 ribu sasaran.
Sejauh ini, serapan swab test yang dilakukan Satgas Covid-19 Kota Cirebon mencapai 14.977 sasaran. Dengan hasil pemeriksaan menunjukkan 1.341 orang terkonfirmasi positif Covid-19. (azs)