Menurut Sukarya, saat musim hujan seperti ini, bisa dibilang lebih baik. Sampah yang berasal dari hulu bisa terbawa sampai ke laut. Meskipun pada saat pasang sebagian sampah terbawa kembali. Selain itu, air sungai juga lebih bersih dan jernih.
Namun saat musim hujan berakhir, endapan sampah seolah terperangkap. Sampah mengendap. Ditambah dengan saat pasang, sampah yang didominasi oleh sampah plastik semakin menumpuk di muara. Dampaknya warna air menjadi sangat kotor dengan bau yang sangat menyengat.
Terlebih beberapa pengusaha peternakan juga sengaja membuang limbah hasil produksinya ke sungai. “Yang di khawatirkan kan saat musim kemaraunya. Pasti baunya kemana-mana,” lanjutnya.
Kepala Bidang Pencemaran dan Pengendalian Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cirebon, Surip mengatakan, bahwa ancaman sampah terhadap lingkungan, khususnya sungai sudah semakin nyata. Salah satu masalah pencemaran yang terjadi di sungai sungai di Kota Cirebon adalah keberadaan sampah. Khususnya sampah plastik.
Sampah plastik yang memakan waktu berpuluh puluh tahun untuk proses penguraian membuatnya sulit dikendalikan. “Maka dari itu, kita semua harus peduli. Jangan membuang sampah, khususnya sampah plastic ke sungai. Karena dampaknya akan sangat terasa untuk lingkungan,” tandasnya. (awr)