SUMBER – Kualitas jalan di Kabupaten Cirebon belum 100 persen mulus. Masih banyak yang perlu dibenahi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Cirebon. Sebut saja di ruas Jl Kanci- Sindanglaut. Kondisi jalan di sana sering kali rusak.
Bukan hanya dikeluhkan masyarakat sekitar, anggota DPRD Kabupaten Cirebon Dapil VII, R Cakra Suseno SH mengeluhkan hal serupa. Politisi Partai Gerindra itu mengatakan, Jalan Kanci-Sindanglaut, tepatnya di sekitar terowongan rel kereta api Kecamatan Astanajapura sering kali rusak. Bahkan menjadi langganan banjir dan membuat macet.
Ia mendesak agar kualitas jalan tersebut ditingkatkan. Sebab, membahayakan pengguna jalan. Sementara jalur tersebut akses utama aktivitas masyarakat.
Menurutnya, jalan tersebut tidak pernah ditingkatkan, padahal sudah sering rusak dan menyebabkan macet, serta menjadi langganan banjir. Yang lebih parahnya, dua bulan lalu sempat diperbaiki, tetapi hanya ditambal.
“Saat hujan jalan yang diperbaiki dalam bentuk pemeliharaan, hancur lagi. Mestinya DPUPR mengkaji, mana saja jalan yang rawan rusak dengan melakukan peningkatan jalan (beton, red). Bukan lagi di aspa,” ujar Cakra, Rabu (9/12)
Lebih lanjut, Cakra menyampaikan, untuk permasalahan lainnya, di sekitar jalan itu sudah lama beroperasi dua galian C. Tepatnya dekat terowongan. Hal itu secara otomatis, lalu lintas tambah padat. Karena, muatan truk-truk dari galian C melebihi kapasitas bagi peruntukan jalan kabupaten.
“Sekarang banyak keluhan, rata-rata muatan truk galian C over capacity. Sementara kekuatan jalan ada batasannya,” paparnya.
Harusnya, kata Cakra, Dinas Perhubungan Kabupaten Cirebon menindak, muatan kendaraan yang sudah over. “Harusnya distop lah atau ditilang. Selama ini tidak pernah,” imbuhnya
Yang menjadi masalah lagi, soal galian tidak berbanding lurus dengan penerimaan untuk pemasukan pajaknya ke pemerintah daerah. Sedangkan jalannya dari APBD Kabupaten Cirebon. Mestinya, para pelaku galian C ini lebih taat untuk membayar pajak.
“Selama ini tidak sesuai. Banyak kekurangannya. Antara penerimaan pajaknya masih kurang. Kalau kita berhitung berapa? Ayuk kita hitung sama-sama,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, antara penerimaan dengan dampak jalan, itu harusnya bisa seimbang, bukan hanya di wilayah galian C-nya saja. Tapi ada akses jalan yang dilewati yang menggunakan beban APBD. “Artinya, kalau semua tertib, dipastikan tidak ada jalan yang kondisinya demikian,” tandasnya.