PALIMANAN – Karena menderita luka parah, remaja yang terkapar dan sebelumnya terlibat konvoi di Desa Cilukrak, Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon dikabarkan meninggal. Diketahui identitas korban berinisial DR dan masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) Luwimunding Kabupaten Majalengka. Korban meninggal dalam perawatan medis di Rumah Sakit Mitra Plumbon.
“Korban dalam peristiwa di Desa Cilukrak meninggal dunia satu orang. Aparat desa sudah ke sini mengabarkan. Tapi, keluarga belum ke sini. Sementara, dua korban lainnya, masih sakit dan trauma. Mereka, belum bisa dimintai keterangan,” kata Kapolsek Gempol Kompol Sukhemi melalui Kanit Reskrim Ipda Sagimo.
Ipda Sagimo menjelaskan kasus tersebut masi dalam penyelidikan pihaknya. Secara perlahan, penyidik mulai menemukan petunjuk. Selain mencari saksi, meskipun sulit. Penyidik juga mengamankan barang bukti berupa CCTV yang merekam kelompok mereka yang sedang konvoi.
Menurut Ipda Sagimo, dugaan sementara pihaknya adalah kecelakaan. Dari keterangan saksi dan rekaman video CCTV, korban konvoi dan saling kejar dengan motor lainnya.
Karena kondisi yang tidak stabil, motor Honda Beat yang dikendarai oleh DR oleng, kemudian menabrak pagar milik warga. DR dan MK terkapar, sedangkan AL sempat sadar. Tapi, AL terus diam karena trauma.
“Mereka pelajar asal Majalengka. Konvoi dari Alun-alun Palimanan. Sampai di lokasi kejadian, motor yang dikemudikan DR melaju dengan kecepatan tinggi. Kemudian menabrak tembok pagar, dan terlempar. Ketiga korban tergeletak di jalan,” terangnya.
Sementara itu, Rega aparat Desa Cilukrak yang menolong korban juga mengatakan hal senada. Ia juga mendapatkan kabar yang mengatakan kalau DR sudah meninggal. Rega yang ada di lokasi kejadian dan membantu membawa korban ke rumah sakit turut prihatin dengan nasib yang dialami oleh DR.
“Sayangnya tidak ada saksi. Saat saya tanya AL yang masih sadar, keterangannya salalu berubah-ubah. Waktu di lokasi kejadian, ia ngaku ada yang memukul sebelum kecelakaan. Saat di rumah sakit, ditanya beda lagi,” jelasnya.
Menurut Rega, dari keterangan saksi dan CCTV korban tampak sedang dikejar oleh sekelompok motor yang berjumlah 6 orang. Dalam rekaman CCTV itu, waktunya sama dengan peristiwa tersebut terjadi. Bahkan, penjual mi ayam pun mengetahui, kalau korban dikejar oleh sekelompok orang.