Sembilan Desa Punya DTB

0 Komentar

SUMBER – Sejumlah langkah antisipasi sudah dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon untuk meminimalisir dampak terjadinya bencana alam. Dari mulai banjir, peregerakan tanah, dan bencana lainnya, melalui program Desa Tangguh Bencana (DTB).
Hal tersebut disampaikan Kepala BPBD Kabupaten Cirebon, Dr Alex Suhaeriyawan MPd saat ditemui Radar Cirebon, kemarin. Menurutnya, sejak beberapa tahun terkahir, pihaknya sudah menginisiasi dibentuknya DTB. Pembentukannya saat ini diprioritaskan di desa-desa yang memang rawan dan berpotensi terjadinya bencana alam.
“Saat ini ada sembilan desa yang sudah ditetapkan sebagai Desa Tangguh Bencana di Kabupaten Cirebon. Sembilan desa ini kita prioritaskan karena merupakan wilayah rawan terjadinya bencana,” ujar Alex.
Desa Tangguh Bencana, menurut dia, anggotanya diberikan pelatihan. Dari cara bertindak saat melakukan upaya pencegahan bencana, cara bertindak saat terjadi bencana, hingga pasca terjadinya bencana.
“Pertolongan dan langkah cepat menjadi kunci dalam penanganan bencana. Sehingga, kita perlu melatih dan mendorong terbentuknya Desa Tangguh Bencana. Nanti kalau ada bencana, maka mereka bisa melakukan upaya penanggulangan sedini mungkin, untuk meminimalisir terjadinya kerugian, baik materil maupun jiwa,” imbuhnya.
Cirebon, menurut Alex, begitu akrab dengan banjir. Hal tersebut tidak lepas dari indeks risiko bencana Indonesia di Kabupaten Cirebon yang di antaranya menjadikan banjir sebagai salah satu bencana yang dominan.
“Kabupaten Cirebon ini unik. Wilayahnya berada di hulu, dekat dengan laut, ada di belahan beberapa sungai besar, dan ada anak sungainya. Potensi banjir bisa terjadi dari rob air laut dan luapan sungai,” ungkapnya.
Ada beberapa wilayah yang langganan banjir. Di antaranya wilayah utara, yakni Kecamatan Gunung Jati. Untuk wilayah timur, tersebar dari wilayah Ciledug, Pasaleman, Pabedilan, Waled, Gebang, Astanajapura,  dan Lemahabang. Sementara untuk wilayah barat dan tengah, potensi banjir rawan terjadi di Kecamatan Plered, Susukan dan Ciwaringin.
“Butuh kerja sama semua pihak untuk melakukan penanggulangan bencana ini, baik dari pemerintah atau masyarakat. Ini karena, selain melakukan penanganan saat terjadi bencana, yang tak kalah penting adalah melakukan upaya-upaya pencegahan. Sehingga, dampak bencana bisa diminimalisir,” pungkasnya. (dri)

0 Komentar