“Saya khawatir akan bergulir seperti bola salju. Semua orang bilang yang paling benar itu massa yang paling banyak. Bayangkan orang yang terlibat masalah hukum akan berlomba untuk kumpulkan massa,” ujarnya.
Dia meminta masyarakat menaruh kepercayaan terhadap kinerja Polri, Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), hingga Komisi III DPR. Parlemen diminta memanggil seluruh pihak yang terlibat dalam kasus berdarah di Kilometer (Km) 50 Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
Dikatakannya juga, pihak FPI harus menghadirkan bukti valid untuk membantah sejumlah tudingan yang dilayangkan polisi. Dan bukan hanya pengiringan opini melalui unjuk rasa.
“Sepanjang narasi mereka untuk keadilan, oke. Kalau kemudian unjuk rasa melabel polisi pasti salah, rezim ini menindas ulama, saya tidak sepakat,” katanya.
Dia juga meminta agar Bareskrim Polri memberi jaminan ke masyarakat dapat mengusut kasus tersebut secara independen. Terutama memastikan anggota polisi dari Polda Metro Jaya turut diperiksa.
“(Memberikan kejelasan) tim yang menyidik itu bukan dari Polda Metro Jaya, ini yang perlu dijelaskan kepada publik. Walau satu institusi, ini dua unit yang berbeda,” ujarnya.
Bareskrim juga harus memberi jaminan bagi keluarga korban hingga saksi terkait bersedia diperiksa.
“Bayangkan keluarga korban datang ke Bareskrim kemudian difasilitasi oleh penyidik untuk jumpa pers di Mabes Polri, itu akan mengembalikan kredibilitas tim Bareskrim,” jelasnya. (gw/fin)