Diguyur Hujan, Cirebon Kembali Terendam Banjir

Diguyur Hujan, Cirebon Kembali Terendam Banjir
Blok Kebututan Desa Gebang Udik terendam banjir.
0 Komentar

“Sebenarnya keluhan seperti ini sudah disampaikan berkali-kali. Tapi sampai sekarang belum ada penanganan dari pemerintah,” lanjutnya.
Sementara di Kabupaten Cirebon, sejak Sabtu sore (26/12) hingga Minggu siang (27/12), total lima kecamatan yang terendam banjir.
Salah satu warga Blok Kebututan Desa Gebang Udik, Rawud mengatakan, desanya mulai kebanjiran sejak Minggu dinihari. “Dari jam 2 pagi air sudah mulai naik akibat luapan Sungai Ciberes,” ujarnya.
Rawud mengaku sudah terbiasa dengan kondisi banjir seperti ini. Dalam satu tahun saja, sudah lebih dari 10 kali banjir.
“Nggak sampai satu meter, paling tingginya 80 cm. Kalau tahun-tahun sebelumnya bisa sampai satu meter,” ungkapnya.
Terpisah, Kuwu Gebang Udik, Haerudin Sukarno mengatakan ada tiga blok di desanya yang terendam. Tiga blok ini datarannya rendah dibandingkan yang lainnya dan dekat dengan Sungai Ciberes.
Haerudin mengatakan, pihaknya sudah bisa memprediksi desanya akan banjir ketika mengetahui jika Kecamatan Waled sudah banjir. “Kalau malamnya di Waled, pasti subuh sampai siangnya desa kami kebanjiran akibat luapan Sungai Ciberes,” tuturnya.
Setidaknya, ada 100 rumah di desanya yang terendam banjir. Penyakit utama desanya yang selalu menjadi langganan banjir yakni pendangkalan sungai.
Terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon, Dr Alex Suheriyawan MPd mengatakan, banjir pada Sabtu malam dan Minggu dinihari meluas menjadi lima kecamatan. “Kalau Sabtu malam kan banjir di Kecamatan Lemahabang, Waled serta Asjap saja. Nah Minggu dini hari, air mulai bergerak menuju hilir sehingga meluas bertambah dua kecamatan, yakni Pangenan dan Gebang,” bebernya.
Alex mengungkapkan, ada ribuan rumah yang terendam di lima Kecamatan tersebut. Menurut data sementara yang dihimpun BPBD, ada sekitar 3.000 rumah. “Tadinya ada di Desa Gunungsari Kecamatan Waled yang diungsikan, tetapi sekarang sudah kembali ke rumah masing-masing,” ungkapnya.
Menurut Alex, faktor utama penyebab banjir adalah pendangkalan sungai. Untuk Waled dan Gebang dari Sungai Ciberes, sedangkan Lemahabang, Pangenan dan Asjap dari sungai Singaraja.
Sejauh ini, pihaknya sudah berkoordinasi dengan BBWS CC terkait normalisasi sungai, agar mengurangi bencana banjir. “Kita sudah sering komunikasi dengan BBWS, namun sampai sekarang belum dilakukan normalisasi. Padahal faktor utamanya memang pendangkalan sungai,” pungkasnya. (awr/den)

Laman:

1 2
0 Komentar