ADA dua kecamatan di Kabupaten Cirebon termasuk rawan potensi bencana puting beliung. Yakni Kecamatan Panguragan dan Kecamatan Klangenan. Dua wilayah itu menjadi rawan puting beliung karena posisi geografisnya yang berada di tanah lapang dan luas. Kondisi tersebut diperparah dengan anomali cuaca yang terjadi hingga saat ini.
“Bencana ini bisa terjadi kapan saja tanpa melihat ruang dan waktu. Status kita saat ini masih dalam keadaan siaga bencana hydro meteorology, di mana antisipasi dan konsentrasi dipriorotaskan pada potensi bencana banjir, longsor dan puting beliung,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupateb Cirebon DR Alex Suheriyawan MPd, kemarin (3/1).
Ada beberapa langkah antisipasi yang bisa dilakukan warga untuk meminimalisasi dampak kerusakan akibat bencana puting beliung. Di antaranya melakukan pemangkasan atau pemotongan pohon rindang dan besar yang jika tumbang rentan menjadi penyebab kerusakan. Lalu, saat mendirikan bangunan atau rumah, pastikan memiliki struktur bangunan yang kokoh dan konstruksi bangunan yang kuat sehingga kuat menghadapi segala jenis bencana.
Tapi, lanjut Alex, hal terpenting adalah kesiapan dan kewaspadaan masyarakat. “Yang tak kalah penting adalah berupaya menyelamatkan diri saat terjadi bencana. Harta benda bisa dicari, tapi keselamatan jiwa dan keluarga adalah yang paling utama,” tuturnya kepada Radar.
Sebagai wilayah yang sering terjadi bencana, Alex berharap masyarakat mulai sadar dan menghitung potensi bencana. Semua keluarga, sambung Alex, harus kuat dan tangguh. Tidak hanya program yang sifatnya makro seperti kabupaten tangguh bencana atau desa tangguh bencana. Namun, keluarga yang merupakan kumpulan terkecil dari suatu komunitas di masyarakat harus mengantisipasi dan menjadi keluarga tangguh bencana.
“Bencana bisa datang kapan saja. Kita harus kuat dan tangguh. Lakukan upaya-upaya pencegahan dari mulai yang paling kecil dengan tidak membuang sampah sembarangan, melakukan penghijauan, membersihkan selokan sebagai upaya pencegahan banjir dan kegiatan- kegiatan positif lainnya yang dilakukan sebagai upaya memperkecil dampak dari potensi bencana yang terjadi,” pungkasnya. (dri)