Ratusan rumah di Desa Slangit, Kecamatan Klangenan, porak-poranda. Angin puting beliung yang menerjang pada Sabtu sore (2/1) itu membawa kerugian hingga ratusan juta rupiah. Sejumlah warga juga terluka.
ANDRI WIGUNA, Cirebon
RIBUAN jiwa terdampak. Salah satunya keluarga Waryadi (58). Rumahnya berada persis di belakang masjid Desa Slangit. Waryadi dan keluarganya sehari-hari berjualan mi ayam. Rumah itu kini rata tanah. Barang-barang elektronik pun tak tertolong.
Dan yang bikin situasi tambah berat saat ini istri Wayadi, Fatonah (45), harus dirawat di RSUD Arjawinangun karena tertimpa material rumahnya yang ambruk diterjang puting beliung.
Waryadi yang saat ditemui sedang membersihkan puing-puing rumahnya mengaku selama tinggal di Desa Slangit baru mengalami peristiwa bencana puting beliung. “Saya baru merasakan ada angin segede ini. Sebelumnya jika terjadi angin kencang tidak sampai besar, paling hanya beberapa genteng yang copot saja. Ini sih baru pertama terjadi,” ujar Waryadi kepada Radar saat membersihkan puing-puing rumahnya, Minggu (3/1).
Saat kejadian, menurut Waryadi, ia tengah berada di rumah kakaknya. Letak rumah sang kakak tak begitu jauh dari rumahnya. Saat itu, angin puting beliung datang bersama hujan deras. “Tiba-tiba hujan disertai angin datang. Saya lagi di rumah kakak , anginnya kencang sekali,” jelasnya.
Waryadi tidak mengetahui jika rumahnya ambruk. Ia baru mengetahui saat beberapa tetangganya tengah membopong istrinya yang dalam kondisi lemah. “Istri saya kerubuhan kayu bagian atap, kena punggung. Dia waktu itu keluar merangkak sendiri dari runtuhan rumah. Saya baru tahu saat dia dibawa ke sini oleh tetangga,” jelasnya.
Karena khawatir terjadi sesuatu yang buruk terjadi, ia pun kemudian melarikan istrinya ke RSUD Arjawinangun untuk ditangani lebih lanjut. Sementara ia berada di rumah merapikan puing-puing rumah semi permanennya. “Rumah saya semi permanen, setengah pasangan batu bata dan setengah laginya dari anyaman bambu. Kena angin begitu besar langsung rata dengan tanah,” ungkapnya.
Ia pun belum tahu kapan akan membangun kembali rumahnya. Saat ini menurutnya ekonominya sedang sulit karena hasil panennya tidak begitu bagus dan tempat usaha jualan mi ayamnya yang juga rumanya kini rata dengan tanah. “Saya sementara ke rumah saudara dulu. Kalau pengennya sih langsung dibangun, tapi uangnya belum ada,” katanya. (*)