Suatu waktu pelantikan HMI di Pontianak, saya memaksa Mas Mul untuk melanjutkan penerbangan ke Sintang, Kalbar. Dengan menggunakan pesawat ATR, kami tiba di salah satu kabupaten transmigran terjauh di Kalimantan, 1.600 kilometer dari Jakarta.
Mas Mul memperkenalkan saya dengan kedua orang tuanya. Beralas lantai semen, kami menikmati teh hangat dari Ibunda Mas Mul siang itu. Saya membayangkan sembari bersyukur, bagaimana HMI bisa mengangkat kami semua dari bukan siapa-siapa hingga seperti hari ini.
Saya datang kembali ke Pontianak Kalbar untuk menghadiri pernikahan Mas Mul tanggal 20 November 2020, sebulan lebih yang lalu. Saya sangat bahagia, akhirnya Mas Mul dipertemukan dengan kekasih sejatinya, yang kini bersamanya menuju Surga.
Seringkali kami semua di WAG PB HMI 2013-2015 memperingati Mas Mul untuk segera menikah. Alhamdulillah, dalam usia 39 tahun beliau akhirnya menikah dengan kebahagiaan sangat terang terpancar. Mas Mul adalah tokoh muda muslim dengan komitmen keumatan dan kebangsaan yang tidak perlu diragukan. Suatu waktu beliau digarda terdepan dalam Aksi Bela Islam 212 dan 411, reaksi terhadap penistaan agama Islam.
Di tempat yang lain, beliau mendirikan SAMAWI (Solidaritas Ulama Muda Jokowi) untuk memastikan kemenangan Jokowi periode kedua berpasangan dengan KH Maruf Amin. Berpasangan dengan Ketua Umum MUI, setelah sebelumnya dengan Ketua Umum DMI.
Begitulah beberapa cerita, dari jutaan cerita lain bersama Mas Mul dalam kehidupan organisasi HMI maupun kehidupan pribadinya. Beliau adalah sosok yang tenang, tegas, sangat baik, pengayom bagi adik-adiknya.
Sejak malam tadi (Sabtu malam, red) mewakili keluarga di Sintang-Kalbar, saya ikut memastikan kabar penumpang di Crisis Center, Terminal 2D Soekarno Hatta. Pagi ini, saya ke Posko Pencarian, Dermaga JICT Pelabuhan Tanjung Priok menunggu kabar dan menyaksikan puing-puing pesawat.
Akhir tulisan ini, saya ingin mengingatkan diri saya juga mungkin berguna untuk kita semua yang telah ditempa dan dibesarkan Himpunan Mahasiswa Islam. Mas Mul selalu berbinar-binar dan penuh semangat ketika menjelaskan keduanya.
Pertama, Mas Mul sangat ingin ada dana abadi perkaderan untuk Himpunan Mahasiswa Islam. Mimpi ini yang membuat beberapa dari Ketum PB HMI, Ketum Kohati PB HMI, hingga Ketua BPL PB HMI berkumpul membentuk Yayasan Perkaderan Insan Cita, Mas Mul sendiri sebagai Ketua Yayasan.