Senada dikatakan Camat Kapetakan Carsono. Menurut Carsono, BBWSCC (Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung) segera melakukan normalisasi sungai. “Untuk mengurangi dampak yang lebih parah kami mengusulkan dan mendesak ke BBWSCC untuk segera menormalisasi Sungai Terwu/Grogol di 2 Km menuju muara. Itu kondisinya sangat dangkal,” tandas Carsono, kemarin.
Sementara itu, wilayah Kecamatan Suranenggala dan Kecamatan Panguragan menjadi wilayah terakhir dari rangkaian kejadian banjir yang terjadi sejak Minggu (17/1) hingga Selasa (19/1). Banjir yang menerjang wilayah barat dan utara Kabupaten Cirebon tersebut membuat sejumlah desa dari 7 kecamatan terendam banjir.
Kejadian banjir paling lama sendiri terjadi di Kecamatan Suranenggala. Hal ini dikarenakan wilayah itu berada di hulu, di mana berada di pesisir pantai utara Kabupaten Cirebon.
Kepala BPBD Kabupaten Cirebon DR H Alex Suheriyawan MPd mengatakan dari pengambangan dan pemutakhiran data yang dilakukan sejak Minggu (17/1) hingga Selasa (19/1), total ada 6.752 rumah yang terendam dan 26.836 jiwa terdampak. “Saat ini (kemarin, red) banjir mulai surut. Di hari ketiga ini banjir yang masih tersisa ada di dua kecamatan, yakni Panguragan dan Suranenggala,” paparnya.
Dijelaskan Alex, banjir untuk dua wilayah ini agak lama surut dikarenakan kondisi perairan Cirebon yang sedang tidak bersahabat. Di mana air laut yang sedang rob sehingga memperlambat surutnya banjir.
“Perbedaan banjir sekarang dengan yang sebelumnya itu kalau sekarang surutnya agak lama karena di laut juga sedang rob. Air laut sedang naik. Penyebabnya sendiri karena curah hujan tinggi dan sejumlah sungai yang meluap akibat tidak mampu menampung debit air,” katanya. (dri/via/ade)