Oleh karena itu, penanganan secara permanen di sungai-sungai tersebut sangat mendesak. Namun, ia pun tak memungkiri banyak bangunan liar di sepadan sungai serta aset milik warga di sekitar sungai. Hal itu tentu menjadi kesulitan untuk masuknya alat berat jika hendak dinormalisasi.
“Maka butuh koordinasi dan kerja sama serta kesadaran masyarakat sekitar sungai. Harus sinergi menyelesaikan ini. Karena ini demi kepentingan bersama. Supaya alat-alat besar bisa masuk untuk melakukan normalisasi,” ujarnya.
Sebelumnya, Bupati Cirebon Drs Imron MAg mengaku banyak sungai di wilayahnya yang sudah tidak ideal. Setidaknya ada 25 sungai. Imron mengaatakan akan segera menggelar rapat dengan pihak-pihak terkait. Mencari solusi penanganan banjir yang terjadi di Kabupaten Cirebon.
“Masalah ini tentu menjadi salah satu prioritas untuk segera ditangani. Kita akan segera rapat dengan pihak-pihak terkait. Kita undang BBWSCC dan pihak-pihak lainnya untuk mencari solusi terbaik,” katanya kepada Radar.
Selain itu, bupati mengaku akan mengupayakan melalui Kementerian PUPR. Meminta agar segera normalisasi sungai-sungai yang saat ini kondisinya kurang ideal dan menjadi salah satu penyebab banjir. “Surat akan segera kita kirimkan. Kita minta segera dilakukan normalisasi. Ada 25 Sungai di Kabupaten Cirebon. Kita minta semua dinormalisasi. Kalau pun harus bertahap, maka sungai-sungai yang kondisinya sudah sangat tidak ideal yang harus diprioritaskan,” bebernya.
Camat Suranenggala Indra Fitriani mengatakan banjir yang terjadi kali ini merupakan yang terparah. Ribuan hektare sawah di Kecamatan Suranenggala terendam. Dia mengaku telah melakukan pengajuan pengerukan kepada BBWSCC. “Diajukan sejak tahun 2017. Setiap tahun kami perbaharui surat pengajuannya, tapi masih juga belum ada respons dengan alasan alat beratnya tidak masuk ke Desa Suranenggala Kulon,” kata Indra Fitriani.
Banjir Kabupaten Cirebon tak hanya merendam ribuan rumah warga, tapi juga ribuan hektare lahan sawah. Berdasarkan data yang diperoleh Radar Cirebon dari Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Cirebon, sebanyak 1.800 hektare sawah di Kecamatan Panguragan dan Kapetakan terendam.
Pengurus HKTI Kabupaten Cirebon Tasrip Abu Bakar mengaku prihatin. Terendamnya kawasan sawah itu nampak seperti hamparan danau baru yang begitu luas. “Sungguh memprihatinkan. Banyak tanggul dan pintu air jebol. Pedangkalan sungai di mana-mana. Seperti sungai Terwu Grogol Desa Muara dan Sungai Tumaritis Desa Pegagan Lor, Kecamatan Kapetakan,” ungkapnya, kemarin.