Yoyo juga ikutan waswas. Dia menduga ada udang dibalik batu dari ketersendatan pengiriman ini. Seperti halnya kenaikan harga pupuk nonsubsidi pada tahun ini yang secara tiba-tiba. Sebagai contoh pupuk jenis urea. Musim lalu, dia beli dari distributor seharga Rp520 ribu per kuintal, sekarang menjadi Rp560 ribu sekuintal.
“Kita jual ke petani Rp580-590 ribu per kuintalnya. Kalau eceran Rp6000 sekilo. Padahal bisa saja jual harga tinggi, kan bukn pupuk subsidi, gak ada HET-nya. Tapi kita kasihan petani. Setidaknya kita bantu petani dengan menjual harga yang wajar,” pungkasnya. (kho)