WIDASARI- Petani cabai merah di Indramayu menjerit. Pasalnya, harga cabai merah di tingkat petani anjlok.
Informasi yang dihimpun wartawan koran ini, sebelum natal hingga awal tahun baru, harga cabai merah di tingkat petani mencapai Rp50 ribu/kg. Namun, saat ini harganya hanya Rp15 ribu/kg.
Salah seorang petani cabai merah asal Widasari, Damiri mengatakan, terjunnya harga cabai merah dipicu cuaca yang ekstrem berupa hujan yang terus menerus dan banjir yang sempat terjadi di Kecamatan Widasari.
Menurut Damiri, hujan tidak sebatas membanjiri permukiman warga, tetapi lahan pertanian termasuk tanaman cabai merah hingga berkali-kali sehingga banyak tanaman cabai terendam, layu dan buahnya busuk.
“Ketika sudah kebanjiran dua sampai tiga hari saja sudah merusak pertumbuhan tanaman cabai, ketika panen hasilnya juga kurang bagus, sehingga harganya jatuh malahan terjun bebas dibandingkan harga sebelumnya,” ujar Damiri di sela-sela kesibukannya mengolah lahan, Selasa (26/1).
Selain cuca ekstrem, lanjut Damiri, terjunnya harga cabai merah juga karena situasi pasar yang masih terdampak Covid-19, dan dimana pemerintah menerapkan pembatasan kegiatan masyarakat Jawa-Bali.
“Ya dibilang rugi ya rugi tapi mau bagaimana lagi, risiko di sektor pertanian. Semoga saja di panen sekarang harga cabai merah kembali stabil di tingkat petani, secara perlahan agar bisa mengganti kerugian kita pada panen sebelumnya,” katanya.
Sementara itu, berdasarkan pantauan di Pasar Jatibarang, harga cabai merah dan hijau relatif stabil di kisaran Rp25 ribu/kg sampai Rp30 ribu/kg.
Sedangkan, kenaikan sangat dirasakan konsumen pada harga cabai rawit yang harganya naik dua kali lipat dibandingkan harga sebelumnya. “Yang lagi tinggi sekarang harga cabai rawit, di atas Rp 50 ribu perkilo sedangkan harga cabai merah hijau di petani stabik,” kata pedagang sayuran di Pasar Jatibarang, Ato. (oni)