RENCANA pemangkasan insentif bagi dan santunan kematian bagi tenaga medis belum diputuskan. Saat ini, masih sama dengan tahun lalu. Soal keputusan tersebut, Kementerian Keuangan masih berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan.
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani membantah adanya kabar jika tenaga medis akan dipotong 50 persen. Ia menegaskan jika saat ini belum ada perubahan besaran insentif bagi tenaga kesehatan. Ia memastikan besaran insentif masa sama dengan tahun lalu.
Menurutnya, berlakunya APBN 2021 terkait besaran insentif dan santunan kematian tenaga kesehatan harus ditetapkan kembali sesuai mekanisme keuangan negara. Ia memastikan pemerintah akan konsisten mengutamakan dan mendukung tenaga medis sebagai garda terdepan penanganan Covid-19.
Ia melanjutkan, saat ini masih dalam tahap konsolidasi dan melakukan review dengan pihak Kementerian Kesehatan soal besaran insentif. “Dari tahap itu kebijakan update-nya belum ditetapkan. Kami tegaskan insentif nakes awal tahun, akan kami jaga seperti di 2020,” bebernya.
Kementerian Keuangan dan Kementerian Kesehatan terus berkoordinasi untuk memperinci alokasi anggaran untuk mendukung penanganan Covid-19 secara keseluruhan. “Dengan perkembangan Covid-19 yang sangat dinamis, dukungan anggaran akan terus dikaji dan disesuaikan untuk bisa menjawab penanganan Covid-19 ini secara solid dan komprehensif,” tuturnya.
Sebelumnya Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Anshori Siregar menyatakan pemangkasan insentif tenaga kesehatan sebesar 50 persen dirasa kurang tepat. Hal ini disampaikan Anshori Siregar dalam rapat kerja komisi IX bersama dengan Kementerian Kesehatan dan Kementerian Riset dan Teknologi. “Batalkan pemangkasan insentif tenaga kesehatan. Jangan sampai ada pemangkasan insentif tenaga kesehatan di seluruh Indonesia,” tegas Anshori.
Pemangkasan insentif tenaga kesehatan ini dinilai menyakiti para tenaga kesehatan yang telah bekerja keras menjadi garda terdepan dalam pelayanan dan penanggulangan wabah covid-19. “Saya tidak bisa membayangkan kalau saja berita pemangkasan insentif ini muncul di awal, tentu penanganan wabah Pandemi covid 19 ini bermasalah dan amburadul,” kata Anshori Siregar.
Terlebih lagi para tenaga kesehatan ini telah mengorbankan jiwa dan raga mereka, tanpa kenal lelah dan waktu di lapangan. Legislator PKS itu menilai informasi tentang pemangkasan dana insentif membuat para nakes kecewa. “Kami mengimbau kepada menteri kesehatan dan menteri keuangan jangan sampai ada pemangkasan insentif tersebut,” pinta Anshori.