Banjir Terjang Selatan Inbar

Banjir Terjang Selatan Inbar
DITUTUP SEMENTARA: Warga Desa Sukajati, Kecamatan Haurgeulis menutup sementara akses Jalan Raya Jenderal Achmad Yani, Minggu (7/2). Sejumlah titik sepanjang jalan di Blok Sukahati terendam banjir. KHOLIL IBRAHIM/RADAR INDRAMAYU
0 Komentar

 
HAURGEULIS-Bencana banjir menerjang wilayah selatan Kabupaten Indramayu bagian barat (Inbar), Minggu (7/2). Tiga kecamatan dilaporkan kondisinya paling parah. Yakni Kecamatan Haurgeulis, Gantar dan Kroya.
Di tiga kecamatan bertetangga itu, banjir merendam belasan desa. Tak hanya menggenangi pemukiman penduduk hingga membuat warga terpaksa mengungsi.
Banjir akibat intensitas hujan tinggi dan meluapnya sungai, juga menenggelamkan beberapa ruas jalan raya.
Di Kecamatan Haurgeulis, akses jalan raya Jenderal Achmad Yani ditutup untuk sementara. Lantaran sejumlah titik ruas sepanjang jalan di Blok Sukahati, Desa Sukajati itu ketinggian air mencapai 50 centimeter. Selain dalam, arus air juga deras.
Warga memblokir akses jalan dengan menggunakan bangku panjang maupun dipan bekas. Kendaraan yang hendak melintas diarahkan menggunakan jalur alternatif. Sedangkan mobil niaga memilih berhenti dan tidak melanjutkan perjalanan, menunggu air surut.
“Penutupan jalan dilakukan demi keselamatan pengendara. Resiko jika kendaraan terutama sepeda motor tetap lewat bisa mogok, terbawa arus dan terguling,” kata Mari, salah seorang warga.
Selain itu, penutupan sementara ini agar kendaraan tidak melintas di genangan air. Sehingga air tidak masuk ke dalam rumah-rumah warga yang berada di sepanjang jalan. “Jadi kalau ada kendaraan yang melintas, air itu kadang masuk rumah,” ujarnya.
Mari menyebut, selain Desa Sukajati, bencana banjir juga menerjang desa-desa lainnya di Kecamatan Haurgeulis. Dinantaranya Desa Kertanegara, Mekarjati, Haurgeulis, Cipancuh, Tumaritis dan Wanakaya. “Sudah ramai di medsos. Desa Mekarjati paling parah. Warga disana pada mengungsi,” ungkapnya.
Pemblokiran jalan juga dilakukan warga di Desa Sumbon, Kecamatan Kroya. Karena ketinggian air sudah melebihi pinggang orang dewasa. Ratusan rumah penduduk juga terendam. Tak pelak, sebagian besar warga disana memilih mengungsi ke tempat aman.
Demikian pula di Desa Baleraja, Kecamata Gantar. Sedikitnya 200 unit rumah warga di Blok Naringgul RT 01 RW 12, Blok Lio RT 01- 02 RW 10, Blok Palabuan Kubangjati RT 01-02 RW 05 ditinggalkan penghuninya. Lantaran air sudah masuk di kediaman mereka dengan ketinggian 50-80 centimeter.
Kuwu Baleraja Anton Wijaya menjelaskan, curah hujan tinggi dan meluapnya Sungai Cikadung dan Cipunegara menjadi penyebab banjir. Pihaknya pun bersama Babinsa, Bhabinkamtbmas dan elemen masyarakat langsung mendirikan posko pengungsian.

0 Komentar