Soal meningkatnya pembelian kendaraan, Kusto sudah mengingatkan warganya berkali-kali untuk menjauhi perilaku hidup konsumtif. Sebaiknya uang yang diterima digunakan untuk kepentingan yang bisa menunjang ke depannya. Misalnya membeli sawah atau tanah.
“Saya sering mengingatkan kepada warga untuk tidak konsumtif karena akan merugikan diri sendiri di masa mendatang. Yang perlu dipikirkan adalah bagaiamana bisa tetap mendapatkan penghasilan ketika sudah pindah ke tempat baru. Saya tidak ingin melihat warga mengalami kesulitan setelah beberapa bulan kemudian lantaran uangnya habis. Mohon untuk tidak konsumtif,” imbau Kusto.
Kusto juga membenarkan jika dalam proses ganti rugi ada warganya yang menerima sampai Rp1,2 miliar. Namun tidak sedikit yang menerima Rp300 jutaan. Semua tergantung kondisi bangunan rumah dan luas tanah.
“Tetangga depan rumah saya yang rumahnya dua tingkat, mendapat Rp1,2 miliar. Bangunannya dua tingkat. Saya sendiri tidak tahu cara penghitungannya karena kewenangannya ada di pemerintah pusat. Kalau saya mendapat ganti rugi sebesar Rp700 juta, tapi belum menerima uangnya karena masuk ke tahap selanjutnya. Di mana masih ada 94 orang yang belum menerima pembayaran ganti rugi. Katanya sih bisa selesai dalam dua minggu ke depan,” jelas Kusto.
Namun, ada juga warga Kawungsari yang sudah mulai berbenah mengemas perabotan dan barang-barang berharga mereka menjelang penggenangan Waduk Kuningan yang kini tinggal hitungan bulan. Seperti yang dilakukan Asep Suja dan istrinya. Sejak sebulan ini dia telah mengumpulkan perabotan rumah seperti sofa, meja makan, kulkas dan lainnya ke dalam satu kamar tersendiri. Ini dilakukan Asep untuk memudahkan pengangkutan saat tiba waktunya dia harus direlokasi ke rumah baru yang sudah disediakan pemerintah di Desa Sukarapih.
“Selain itu juga untuk menghindari agar tidak kebocoran karena beberapa atap rumah sudah mulai bocor. Kalau dibiarkan nanti malah rusak dan tidak bisa dibawa saat pindahan,” ujar Asep.
Asep mengaku sejak 2 tahun ini dia tak lagi membenahi rumahnya, baik untuk pengecatan ataupun memperbaiki atap rumahnya yang bocor. Dia membiarkan kerusakan di beberapa bagian bangunan rumahnya karena merasa percuma bakal ditinggalkan. “Percuma nanti juga bakal ditinggalkan dan ditenggelamkan. Jadi saya biarkan saja, dan perabotannya dipindahkan ke dalam satu kamar yang masih aman. Juga untuk memudahkan saat pindah nanti,” tuturnya.