KEJAKSAN – Dari lima BUMD milik Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon, salah satunya belum memiliki direktur utama (dirut) defintif. BUMD tersebut adalah Perumda Farmasi. Hingga sekarang jabatan dirutnya masih kosong. Rencananya, Pemkot Cirebon akan menggelar open bidding dirut Perumda Farmasi yang masih belum ada titik terang.
Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan, Sumanto, mengaku belum bisa memberikan penjelasan karena hingga saat ini masih proses pembahasan persiapan open bidding. “Belum, masih proses persiapan,” kata Sumanto, saat dikonfirmasi Radar Cirebon terkait perkembangan persiapa open bidding diurt Perumda Farmasi, kemarin.
Menurut Sumanto, ketika sudah siap dan matang, maka panitia seleksi akan mengumumkan ke publik tentang rencana open bidding tersebut. Akan tetapi, karena masih dalam persiapan, maka belum bisa dipublikasi kapan pendafatarannya dimulai.
Sementara itu, mantan anggota DPRD Kota Cirebon, Drs H Priatmo Adji mengaku, Perumda Farmasi merupakan salah satu BUMD yang paling sedikit omzetnya, dan paling kecil asetnya. Hal ini disebabkan karena hanya mengelola sebuah apotik.
Namun, kalau ini ditingkatkan pengelolaannya dengan menambah pedagang besar farmasi, maka butuh penyertaan modal yang lumayan juga. Sehingga, bisa meningkatkan omzet penjualan. Adji menjelaskan, zaman dulu masih ada apotik di RSD Gunung Jati (RSDGJ). Tapi dengan adanya regulasi baru, maka apotik tersebut digusur dari RSDGJ, sehingga berdampak kepada omzet.
Menurut Adji, sebenarnya waktu itu bisa saja diakali dengan cara membangun sendiri sebuah apotik di pojokan halaman RSDGJ. Namun karena egoisme dari pimpinan rumah sakit waktu itu, maka hal tersebut tidak terwujud.
“Apotik itu logikanya selalu untung besar. Sebab, setiap orang beli obat di apotik tidak pernah ada yang ditawar. Jika uangnya kurang silahkan beli separuh saja atau balik lagi,” tandasnya.
Mantan anggota Komisi II tersebut menyebt, belum bicara diskon besar diberikan oleh pabrik-pabrik farmasi hingga mendekati 50 persen setiap order pembelian. Sehingga, keuntungan yang sebenarnya (real profit) akan tinggi. Hal ini belum termasuk hadiah-hadiah yang diberikan oleh marketingnya.
Oleh sebab itu, dirinya mengusulkan kepada Pemkot Cirebon sebagai induk BUMD, agar semua ASN/PNS membeli obat ke apotik Perumda Farmasi secara berkala. BUMD tersebut nanti memberi semacam undian berhadiah bagi semua pembeli. Sehingga pembeli terangsang untuk beli di sana.