Jeglugan Sewu, Kami Sudah Mengadu ke Banyak Pihak Tak Pernah Ada Kepastian

Jeglugan Sewu, Kami Sudah Mengadu ke Banyak Pihak Tak Pernah Ada Kepastian
PROTES: Plang wisata jeglugan sewu di kompleks perumahan Taman Tukmudal Indah, kemarin. Foto kiri, wisata jeglugan sewu di Pabuaran. ANDRI WIGUNAISTIMEWA/ RADAR CIREBON
0 Komentar

Beda masa beda kebiasaan. Beda generasi beda juga pergerakannya. Seperti ragam protes masyarakat terkait kerusakan infrastruktur yang ada di Kabupaten Cirebon.ANDRI WIGUNA, CirebonSEMINGGU lalu, sebuah poster tentang wisata baru di Cirebon Timur beredar masif di media sosial. Poster digital tersebut tersebut berisi pemberitahuan dan ajakan untuk menikmati wisata jeglugan sewu yang ada di wilayah Pabuaran.
Rupanya bukan wisata sebenarnya. Jeglugan sewu sendiri merupakan sindiran kepada pemerintah terkait kondisi infrastruktur yang rusak dan tak kunjung diperbaiki.
Belum reda soal poster digital Pabuaran, kini muncul lagi poster serupa. Namun kali ini divisualisasikan dengan nyata. Poster tersebut di-print dan dipasang di sebuah plang di pintu masuk perumahan. Namanya pun sama dengan tajuk wisata baru; jeglugan sewu.
Yang bikin geger, wisata tersebut tidak disarankan untuk ibu hamil maupun yang punya darah tinggi. Aksi tersebut rupanya puncak protes warga yang sudah hilang kesabaran karena protesnya selama ini tidak diindahkan oleh pihak-pihak terkait.
Yan Yan Riyanto, warga sekitar mengaku plang tersebut sudah dipasang sekitar 10 hari yang lalu. Warga sepakat melakukan protes dikarekan kondisi jalanan di komplek tersebut kondisinya rusak berat. “Kita sudah ke mana-mana minta perbaikan. Sudah ke developer, sudah ke dinas, sudah ke mana-mana, tapi tidak ada kejelasan,” ujarnya.
Berdasarkan informasi yang ia terima, status jalan tersebut saat ini masih di tangan pengembang. Padahal, menurutnya, perumahan tersebut sudah kurang lebih berdiri selama 25 tahun. Warga geram karena kondisi jalan rusak yang seharusnya masih menjadi kewajiban pengembang tidak kunjung diperbaiki. “Kita pasang sekitar 10 hari, tapi sampai sekarang tidak ada respons apa-apa. Padahal plang itu tak jauh dari kantor pengembang. Kita tidak tahu mau protes ke mana lagi,” imbuhnya.
Langkah lainnya yang akan ditempuh, pihaknya akan mendatangi Muspika  Sumber dan menyampaikan protes terkait kondisi itu. “Kita sedang upayakan pertemuan dengan kelurahan dan muspika di Sumber. Kita sudah lelah protes. Mungkin cara ini lebih efektif untuk menarik perhatian,” bebernya.

0 Komentar