Selain itu, pemerintah juga mendorong provinsi dengan kasus positif yang tinggi dapat menyediakan fasilitas isolasi terpusat. “Manajemen perawatan juga akan terus ditingkatkan. Yakni memastikan adanya ketersediaan tempat tidur rumah sakit serta penyediaan semua obat dan alat yang dibutuhkan,” imbuhnya.
Menurut Luhut, manajemen perawatan menjadi strategi penting dengan menyiapkan setiap rumah sakit dapat menerapkan protokol standar terapi penanganan pasien. Dalam manajemen rumah sakit saat tersebut, telah terjadi angka penurunan hari perawatan pada pasien Covid-19.
Strategi berikutnya adalah akselerasi vaksinasi Covid-19, yang dimulai dari tenaga kesehatan, pelayanan publik, kelompok rentan, dan juga daerah-daerah yang menjadi prioritas. Daerah yang dianggap prioritas, adalah daerah yang memiliki positivity rate (angka positif) tinggi. “Masalah vaksin ini masih terus dalam proses pengerjaan. Diharapkan target mencapai 70 persen herd immunity dapat ditempuh dalam jangka waktu 12 bulan,” ucapnya.
Di samping itu. Penurunan mobilitas juga menjadi langkah yang penting untuk dilakukan guna mengendalikan penambahan kasus. “Berdasarkan pengalaman, dibutuhkan penurunan mobilitas di atas 30 persen untuk mengendalikan penambahan kasus. Sehingga akan ada penyesuaian peraturan dan kebijakan,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Hariadi Wibisono menjelaskan dari sekian kasus penyebaran Covid-19, sebagian besar penularan tidak dapat terdeteksi asal dan usulnya. “Sehingga, kebijakan 3T dalam testing dan tracing perlu ditingkatkan,” kata Hariadi.
Dia mengungkapkan usulannya terkait testing yang terjangkau oleh masyarakat dari segi biaya dan jarak. Selain itu, tracing melibatkan seluruh unsur masyarakat di tingkat kelurahan atau keluarga di bawah tanggung jawab dari pemerintah daerah setempat.
“Usulan saya, pemerintah dapat bekerja sama dengan seluruh mitra terkait. Baik dari skala besar ataupun kecil. Atau juga mitra swasta untuk menekankan kepada masyarakat akan pentingnya penanganan pandemi Covid-19,” paparnya. (rh/fin)