CIREBON- Harapan warga Kelurahan Argasunya, Kota Cirebon, memiliki jalan mulus nampaknya belum akan terealisasi dalam waktu dekat ini. Selain keterbatasan anggaran, truk-truk galian pasir yang biasa melintasi jalur tersebut juga menjadi penyebab kondisi jalan tak pernah awet.
Kadis Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Cirebon Syaroni ATD MT mengatakan persoalan ruas jalan penghubung antar RW di Kelurahan Argasunya sudah pernah dibahas untuk dapat diprogramkan pelaksanaan pembangunannya. Bahkan, kata dia, hampir setiap tahun diusulkan melalui usulan perencanaan dari bawah. Usulan dari aspirasi, maupun yang diinisiasi sendiri oleh PUPR.
Namun, karena persoalan utamanya belum selesai, maka usulan tersebut tertahan. Tak terealisasi. Persoalan yang dimaksud, adalah seringnya lalu lalang kendaraan dump truck pengangkut material dari galian C yang ditengarai masih beroperasi di sekitar kawasan Argasunya.
Hal inilah yang belakangan diduga menjadi salah satu penyebab kondisi jalan di kawasan tersebut tidak pernah awet. “Itu dulu (galian) yang harus diselesaikan. Kalau persoalan itu sudah selesai, nanti apakah mau dibeton, diaspal, dan sebagainya bisa dipikirkan kembali,” ujar Syaroni.
Menurutnya, beberapa tahun lalu ruas jalan penghubung antar RW di Argasunya juga pernah dilakukan program betonisasi. Namun saat ini kondisinya sebagian sudah mengalami kerusakan. “Kalau sekarang dibeton atau diaspal, percuma juga nanti kondisi jalan akan mudah rusak lagi. Karena setiap hari dilewati dump truck dari galian. Juga truk-truk yang mengangkut sampah ke TPA,” katanya.
Ditambah lagi saat ini kondisi keuangan pemerintah juga sedang kurang baik di masa pandemi. Kebutuhan untuk merealisasikan keinginan betonisasi dan perbaikan jalan di wilayah selatan tidak sebanding dengan anggaran pemerintah.
Sebelumnya, Anggota DPRD Kota Cirebon asal Argasunya Hj Een Rusmiati SE mengatakan selama lima tahun belakangan ini belum pernah dilakukan perbaikan infrastruktur jalan maupun jembatan. Menurutnya, selama dirinya menjadi wakil rakyat, beragam usulan program dan kegiatan pemerataan infrastruktur di wilayah kelurahan paling selatan Kota Cirebon itu terus diusulkan.
Ada di antaranya perbaikan jalan, jembatan, hingga pemeliharaan infrastruktur di tingkat lingkungan warga. Memang beberapa tahun lalu sempat direalisasikan, tapi sifatnya baru pengecoran betonisasi jalan yang menuju ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kopiluhur. “Tapi ke sininya alokasi anggaran perbaikan infrastruktur ke wilayah Argasunya tersendat. Selama lima tahun, hanya betonisasi ke arah TPA saja yang sudah direalisasi,” ujar ketua DPC Partai Hanura Kota Cirebon itu.