Bahkan, kata dia, di tahun 2021 ini kegiatan perbaikan jembatan Sumurwuni yang sebelumnya sudah tercantum dalam KUA-PPAS, malah dicoret pada saat pengesahan RAPBD 2021. Menurutnya, wilayah Argasunya sendiri jumlah penduduknya cukup banyak. Sekitar belasan ribu orang.
Mereka tersebar di hamparan kawasan yang cukup luas. Sehingga untuk berinteraksi antarlingkungan memerlukan waktu tempuh yang cukup lumayan. Ditambah lagi dengan kondisi infrastruktur jalan yang rusak, menjadikan waktu tempuh lebih lama. Apalagi ketika melintas saat malam hari, minimnya penerangan membuat warga harus ekstra hati-hati.
Een berharap beberapa usulan peningkatan kualitas dari warga harus jadi prioritas ke depannya. Di antaranya betonisasi akses jalan penghubung antar RW. Karena selama ini ketika ada jalan rusak, warga memperbaikinya secara swadaya dan gotong royong.
“Kami di sini ingin ada solusi permanen. Karena kalau perbaikan seadanya saja, setiap kali datang musim hujan, akan rusak kembali. Sumber anggarannya bisa darimana saja, apakah itu APBD kota, provinsi, atau bantuan pemerintah pusat,” pungkasnya. (azs)