CIREBON – Kabupaten Cirebon menjadi salah satu wilayah rawan bencana. Setiap tahun terjadi bencana dari mulai banjir hingga tanah longsor. Kondisi tersebut tak lepas dari letak geografis Kabupaten Cirebon yang merupakan wilayah dengan jumlah sungai yang sangat banyak. Selain itu Kabupaten Cirebon juga merupakan wilayah yang berada di pesisir pantai sehingga sangat tergantung dengan kondisi yang terjadi di hulu.
Kondisi itulah yang mendorong agar penanganan bancana di Kabupaten Cirebon dilakukan secara terstruktur dan terencana. Dengan begitu upaya yang dilakukan bisa mereduksi atau mengurangi dampak bencana yang mungkin terjadi.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon, Dr Alex Suhaeriyawan MPd menegaskan pihaknya saat ini sedang meyusun konsep (blueprint) penganan bencana agar bisa menjadi patokan serta acuan bertindak untuk mengatasi, menangani, menghadapi bencana serta meminimalisasi potensi bencana.
“Kita belum punya roadmap atau blueprint penanganan bencana. Saat ini sedang kita buat. Kita ingin penanganan bencana terstruktur dan menyeluruh, tidak hanya dilakukan saat terjadi bencana saja melainkan saat kondisi normal pun harus terus dilakukan upaya-upaya pengurangan resiko bencana,”ujarnya.
Pihaknya menurut Alex, akan menggandeng banyak pihak untuk melakukan kajian terkait penanganan dan penanggulangan bencana. Hal ini penting dilakukan sebagai salah satu ikhtiar pemerintah mengatasi persoalan yang muncul akibat terjadinya bencana.
“Sebagai wilayah rawan bencana, kita tentu harus bersiap. BPBD ini baru sekitar 4 tahun dibentuk jadi konsep penanganan kebencanaan perlu disempurnakan. Kajian ini kita perlukan sebagai salah satu cara untuk mencari formula terbaik untuk penanganan bencana,” jelasnya.
Blueprint penanganan bencana tersebut menurut Alex nantinya berisi potensi, risiko, penanganan, hingga pemulihan. Di tingkat Jawa Barat tambah Alex, sudah ada Jabar Resilience Culture Province (JRCP) yang akan menjadi acuan penanganan bencana di Jawa barat. Untuk lokalnya, Kabupaten Cirebon sambung Alex akan membuat blueprint serupa dengan nama Cirebon Resilience Habit (CRH).
“Kita ingin merubah persepektif masyarakat. Kita harus mulai terbiasa dengan kondisi yang ada, melakukan adaptasi. Seperti di Jepang, di sana masyarakat membangun rumah harus tahan gempa karena berdasarkan kajian di Jepang seringkali terjadi gempa,” ungkapnya.