Dan itu dilanggar. Masih di tahun 2017, keduanya putus. Ririn sempat bekerja di Papua. Juga sempat memiliki lelaki lain. Alif jengkel. Dia sempat mendaftar sebagai anggota polisi. Ingin mengikuti jejak ayahnya yang juga merupakan seorang anggota. Di kondisi itu ia juga memutuskan melupakan Ririn. Seluruh kontak handphone Ririn dia hapus. Ririn tak mau kalah. Dia memblokir media sosial Alif.
Rupanya itu hanya bertahan kurang dari satu tahun. Pertengahan 2018 takdir menyatukan mereka kembali. Ririn-Alif kembali berpacaran. Atas restu organisasi masing-masing. Di tengah Moonraker, Alif tak pernah diusili. Alif berhasil diterima dengan baik. “Bahkan dijamu. Rokok, kopi. Itu dengan anggota laki-lakinya ya,” terang Alif, menegaskan hubungan XTC dan Moonraker baik-baik saja.
Begitu juga sebaliknya. Ririn pernah diajak Alif turing ke Guci, Tegal. Bersama anak-anak XTC. Semua tak ada masalah. Semua anggota XTC menerima. “Meski sebelumnya kita juga sempat disangka cepu (mata-mata, red). Tapi alhamdulillah perlahan waktu membuktikan. Kita tidak saling menceritakan kejelekan organisasi masing-masing,” jelasnya.
Berbagai ujian telah dilewati. Keduanya memutuskan jadi suami-istri 10 Februari 2021 itu. Usia pernikahan yang baru seumur jagung. Di saat resepsi di hari yang sama terlihat pemandangan yang menyejukkan. XTC dan Moonraker jalan bersama-sama (konvoi) dengan mengendarai motor, untuk mengantar Alif.
Start dari rumah Alif di Karangjalak. Menuju kediaman Ririn di Celancang. Karena momentum sakral, dua organisasi itu sama-sama saling mengerti. Tak ada yang pakai atribut kebesaran masing-masing sepanjang perjalanan.
Sampai di Celancang, kembali disambut oleh Moonraker wilayah setempat. Sampai berujung ke akad. Tak ada yang pakai atribut. Semua tertib. “Sebelum hari H resepsi, saya sempat dipanggil sama ketua Moonraker dan XTC. Intinya untuk kembali menegaskan kalau pernikahan adalah momentum sakral. Tak ada yang mempermasalhkan. Pernikahan kami diridhoi Moonraker dan XTC,” terangnya.
Yang hadir saat itu, dari XTC dan Moonraker memang tak sedikit. Di benak Alif, ia sempat khawatir akan terjadi crash atau keributan. “Saya khawatir pulangnya, saat bubar, akan ribut. Tetapi ternyata tidak. Justru kami dari XTC diantar sampai pulang. Semua berjalan lancar, hangat dan akrab,” jelas Alif.