CIREBON – Meski destinasi wisata sudah menerima pengunjung, namun para wisatan masih menahan diri karena merasa ada keraguan. Hal ini tentu dirasakan oleh pengelola Goa Sunyaragi.
Pengelola Goa Sunyaragi, Jajat Sudrajat menuturkan, di masa pandemi, pihaknya tidak bisa berbuat banyak. Padahal, pihaknya telah menerapkan protokol kesehatan dengan ketat seperti pengadaan tempat cuci tangan sebelum memasuki area Goa Sunyaragi, pengukuran suhu dan pengenaan masker, juga hand sanitizer. Namun, hingga saat ini masyarakat masih ragu untuk melakukan kunjungan wisata.
Tidak sedikit dari mereka yang masih takut untuk melakukan kunjungan karena diharuskannya swab test nantinya, untuk wisatawan luar kota, atau lainnya. “Trauma psikologis masih ada pada masyarakat. Seperti takut di-swab, dan lainnya. Inilah yang jadi PR pemerintah menghilangkan keraguan dan trauma tersebut,” paparnya, kemarin.
Kendala utama saat ini adalah mengembalikan trauma psikologis tersebut kepada masyarakat. Hingga saat ini, kunjungan pun masih sangat minim, meski telah ada sedikit kenaikan. “Tingkat kunjungan terbantu dengan beberapa event BUMN atau pemerintah saat ini, seperti salah satunya yang digelar KPw BI Cirebon bersama pemerintah dalam menggaet pariwisata dan UMKM di event KKI 2021,” jelasnya.
Upaya pengelola Goa Sunyaragi pun hingga saat ini telah banyak dilakukan untuk meningkatkan jumlah kunjungan seperti sebelumnya. Beberapa di antaranya dengan mempromosikan melalui media sosial, media massa, dan menjaga kenyamanan serta kemanan.
Sementara itu, untuk tingkat kunjungan sendiri, jika dibandingkan dengan 2019, di mana, sebelum adanya pandemi tingkat kunjungan dalam setahun bisa mencapai 280 ribu lebih kunjungan. Namun di 2020, saat terjadi pandemi, kunjungan hanya berkisar di 24 ribu saja. Meski begitu, saat ini geliat kunjungan sudah mulai terlihat dari kenaikan kunjungan di bulan Februari dibandingkan Januari 2021.
“Di Januari 2021 kunjungan berjumlah sekitar 1.200. Di Februari naik menjadi 2.400, mulai ada sedikit kenaikan,” tukasnya. (apr)