CIREBON – Melintasi kawasan RW 8 Suradinaya Selatan, kini terlihat kondisi sungai yang tampak tak terurus. Banyaknya tanaman liar hingga menumpuknya lumpur dan brangkalan, menyebabkan terjadinya pendangkalan sungai. Tak heran, ini juga menjadi salah satu potensi banjir di kawasan tersebut, bahkan selalu meningkat tiap tahunnya.
Ketua RW 08 Suradinaya Selatan, Kelurahan Pekiringan, Kota Cirebon, Junaedi menuturkan, kondisi Sungai Sijarak saat ini telah terjadi pendangkalan karena mengendapnya lumpur dan brangkalan. Ditambah, adanya tumbuhan liar yang mulai tumbuh kembali. Kondisinya saat ini, untuk pengerukan harus menggunakan alat berat. Pengusulan pun telah dilakukan, namun tak ada realiasai hingga saat ini.
“Sudah 3-5 tahun ke belakang belum ada pengerukan kembali,” ungkapnya, kemarin.
Di tahun 2019, pihaknya telah kembali meminta dilakukan pengerukan, namun terkendala alat berat yang belum bisa turun membantu. Akhirnya, di tahun 2019, atas kerja sama RW di Pekiringan, melakukan kerja bakti. Namun saat itu hanya sebatas membersihkan tanaman liar dan selokan di sekitar saja.
Pihaknya hanya terfasilitasi oleh bantuan pembuangan sampah dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cirebon. “Sekarang tanaman liarnya sudah tumbuh kembali,” ungkapnya.
Junaedi menuturkan, RW 8 Suradinaya menjadi salah satu kawasan langganan banjir. Dengan kondisi wilayah tempat melintasnya air menuju laut, saat hujan besar tentu air akan naik. Potensi banjir pun akan meningkat manakala terjadi pendangkalan pada Sungai Sijarak. “Banjir sudah terjadi di awal tahun ini. Kalau hujan besar, tentu air kini cepat sekali naiknya,” jelasnya.
Saat ini, beberapa RT di RW 8 Suradinaya Selatan yang berpotensi terjadi banjir di antaranya RT 1, 2, 3, dan 5. Upaya yang dilakukan hingga saat ini terus dilakukan pembersihan di area selokan rumah warga. Pihaknya berharap, dinas terkait bisa segera melakukan pengerukan di Sungai Sijarak. (apr)