Untuk menuju pantai, ada dua akses yang bisa digunakan. Pertama, akses darat menggunakan jalan tanggul sungai Bungko. Tapi, hanya dilalui kendaraan roda dua. Sementara, akses sungai bisa mengunakan perahu nelayan menyusuri sungai Bungko sambil menikmati lebatnya hutan mangrove.
Diakui, untuk menjadi lokasi wisata yang menarik masih butuh banyak pengembangan, apabila mengandalkan dari anggaran pembangunan desa tidak cukup. “Untuk akses jalan kita masih butuh pengembangan. Sebab, jalan itu menggunakan akses tanggul sungai yang notabene aset dari BBWSCC,” ucapnya.
Kemudian, pihaknya juga masih terkendala penanganan sampah. Di pantai masih banyak sampah yang berserakan. Tentu saja akan membuat pengunjung tidak nyaman. “Kita masih kesulitan berkoordinasi dengan dinas terkait untuk mengelola sampah. Ini masalah serius, banyak pengunjung yang masih mengeluhkan itu,” ungkap Syamsu.
Oleh sebab itu, pihaknya sangat membutuhkan perhatian dari pemerintah, baik dilevel kabupaten, provinsi maupun pusat. Bahkan, apabila ada pihak swasta yang ingin terlibat untuk mengalokasikan dana CSR-nya, dengan tangan terbuka Syamsu akan menyambutnya. “Agar Pantai Sarwajala ini berkembang, kami sangat butuh bantuan. Karena, apabila mengandalkan dana desa saja tidak cukup,” tegasnya. (jun)