Untuk itu, kata Mahfud, soal wacana presiden tiga periode jangan menyeret ke kabinet karena bukanlah urusannya. Namun dirinya tidak mempermasalahkan ramainya berita tersebut. Sebab asyik untuk dibaca oleh publik. “Jadi jangan diseret-seret ke kabinet lah urusan itu diskusinya MPR dan partai politik lah. Dan itu haknya (menjadi berita) kan asyik baca-baca begitu, endak apa-apa,” tegasnya.
Seperti diketahui, Ketua MPR periode 1999-2004 Amien Rais melalui akun Youtube pribadinya pada Sabtu (13/3), mengatakan ada upaya membentuk opini publik dari pihak-pihak tertentu yang tujuannya ingin mengubah ketentuan UUD 1945, khususnya terkait perubahan masa jabatan presiden sampai tiga periode.
Amien Rais mengatakan ada manuver politik yang dilakukan pemerintah saat ini untuk mengamankan semua lembaga negara, mulai dari DPR, MPR, DPD, maupun lembaga negara lain. Manuver tersebut, salah satunya terlihat dari keinginan pemerintah menghapus prinsip-prinsip dasar negara yang terkandung dalam Pancasila.
Keinginan pemerintah itu juga didukung oleh kekuatan politik dan keuangan yang besar. “Yang lebih penting lagi yang paling berbahaya adalah ada usaha yang betul-betul luar biasa, skenario, dan back up politik serta keuangannya itu,” kata Amien Rais.
Kecurigaannya itu sedikit demi sedikit mulai jelas terlihat lewat sejumlah manuver politik. Langkah pertama pemerintah akan meminta MPR menggelar sidang istimewa. Sidang tersebut akan menawarkan presiden dapat kembali terpilih pada periode ketiga. “Nah, kalau ini betul-betul keinginan mereka, maka saya kira, kita bisa segera mengatakan ya innalillahi wa inna ilaihi rojiun,” katanya.
Amien menyebut skenario tersebut mestinya tak boleh terjadi. Sebab, kekuatan rezim yang tak bisa dikritik akan menghancurkan demokrasi yang mengarah pada kehancuran negara. Dia pun mempertanyakan sikap lembaga negara, baik DPR, MPR, maupun lembaga negara lain terkait kemungkinan Presiden kembali terpilih di periode ketiga.
“Saya meminta saudara sekalian pada anggota DPR, MPR, DPD, lembaga tinggi negara yang lain, akankah kita biarkan plotting rezim sekarang ini? Akan memaksa masuknya pasal supaya bisa dipilih ketiga kalinya itu? Ini dugaan saya, bisa keliru. Kalau keliru saya minta maaf. Jadi saudara sekalian, it’s now or never itu maksud saya. Bukan hari ini atau bulan depan ya, masih ada waktu ya, bagaimana kita tekan Pak Jokowi,” katanya.