INDRAMAYU-Rencana pemerintah melalui Kementerian Perdagangan melakukan impor beras, mengundang perhatian Pemerintah Kabupaten Indramayu .
Bahkan, secara tegas Bupati Indramayu Hj Nina Agustina SH MH CRA menolak keras renacana impor beras tersebut. Hal ini dilakukan bupati sebagai bentuk kepedulian kepada para petani.
“Sebentar lagi areal persawahan di Indramayu mau panen raya. Tepatnya pada bulan April nanti, petani harus bisa menikmati keuntungan dari panen raya. Apabila impor beras membanjiri pasar, kasihan petani,” tegas Nina kepada wartawan di Kantor Pendopo Indramayu, belum lama ini.
Penolakan impor beras tersebut, kata Nina, sebagai bentuk proteksi kepada petani yang selama ini selalu merugi akibat anjloknya harga gabah dan naiknya harga pupuk. “Indramayu menolak rencana untuk mengimpor beras. Karena hal ini sangat merugikan petani kami,” kata Nina Agustina.
Nina membeberkan data hasil panen Kabupaten Indramayu mencapai 1,7 juta ton per tahun. Sementara, kebutuhan untuk konsumsi warganya hanya 250 ribu ton per tahun dan serapan Bulog mencapai 35 ribu ton per tahun. Kondisi itu, mengakibatkan surplus produksi setiap tahunnya.
“Produksi padi kita sudah surplus. Nah, kalau ditambah masuknya beras impor akan sangat berdampak bagi petani. Kenapa tidak ditingkatkan pada pengadaan sehingga impornya kita kurangi,” jelas Nina. (oet/dun)