Jangan Dulu Pikir Untung, Jalan Saja Dulu

Jangan Dulu Pikir Untung, Jalan Saja Dulu
0 Komentar

KETUA Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (FLLAJ) Kota Cirebon Prof Adang Djumhur MAg menegaskan untuk dipahami kalau BRT merupakan hibah dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Sehingga, kata Adang, pemkot harus memanfaatkan jika ingin dianggap sebagai pihak yang bisa berterimakasih.
“Masa harus dikembalikan lagi? Kita juga malu kalau harus mengembalikan bus itu. Setidaknya dicoba dulu lah. Mudah-mudahan bisa menjadi tambahan alternatif dari angkutan yang sudah ada,” ujar Adang kepada Radar Cirebon.
Namun, dinilai Adang, hibah bus dari Kemenhub itu bukan berarti tanpa risiko. Meski disadari telah dikerjasamakan dengan pihak ketiga. Setidaknya risiko biaya operasional hingga kajian dan lain-lain yang telah merogoh kocek APBD. Termasuk biaya perawatan. Kembali ditegaskan Adang, pemda diminta untuk tak lebih dulu berpikir untung terhadap operasional bus tersebut.
“Karena bisa operasional saja sudah untung. Setelah 3 tahun mangkrak. Kedua, keuntungan itu ada pada pelayanan kepada masyarakat. Kalau masyarakat bahagia menikmati bus itu, itu keuntungan tidak terhingga. Paling tidak indeks kebahagiaan masyarakat akan meningkat,” bebernya.
Diakui Adang, BRT bisa menjadi salah satu alternatif dari angkot yang sudah seperti hidup enggan mati tak mau. Salah satu faktornya karena moda transportasi online yang semakin menjamur.
Adang beranggapan setiap transportasi memiliki mangsa pasarnya tersendiri. Termasuk BRT. Tentunya dengan berbagai catatan unggulan. Misalnya harga tiket yang disubsidi. “Kemudian nyaman dan aman. Lalu pelayanan bagus dan tepat waktu. Kalau bisa seperti itu mungkin bisa lebih kompetitif (dengan angkutan umum yang sudah ada, red),” jelasnya.
Meski diakui Adang sedikit kecewa terhadap rencana launching. Bukan karena operasionalnya. Tapi karena FLLAJ Kota Cirebon sudah setahun terakhir tak diajak bicara mengenai itu. Adang justru mengetahui rencana launching dari pemberitaan media. “Tapi (kekeceweaan, red) itu tidak penting lah. Yang penting bisa operasional dan bisa menjadi kebanggan kita semua,” jelasnya.
Adang mengajak masyarakat menyambut baik dan mendukung kehadiran BRT dengan segala plus-minusnya. Karena kehadiran transportasi bongsor itu, kata Adang, Kota Cirebon akan bisa sejajar dengan kota lain/maju di Indonesia. Terakhir, kata Adang, 10 unit bus adalah jumlah yang tidak sedikit untuk dioperasionalkan di Kota Cirebon yang luasnya hanya 37 kilometer itu. Sehingga, menurut Adang, adalah langkah yang tepat jika BRT menjangkau Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP). (ade)

0 Komentar