“Dan untuk penyebabnya belum bisa kita simpulkan sekarang. Untuk kepastiannya nanti menunggu hasil pemeriksaan laboratorium dari Unair. Penyebab kematian paus bisa beragam. Dari mulai terserang pneumonia dan lain-lain. Paus kan bukan jenis ikan, dia mamalia. Sehingga penyakitnya pun bisa mirip-mirip dengan manusia,” ucap Anhar.
Diterangkannya, Cirebon bukanlah wilayah migrasi paus sperma. Sehingga, lanjut Anhar, memang ada sedikit ketidakbiasaan jika ditemukan spesies paus sperma berada di perairan Cirebon. “Wilayah ini bukan jalur migrasi paus sperma. Kita akan telusuri apa penyebabnya dan apa yang membuat paus ini terdampar di Cirebon. Paus sperma biasanya bermigrasi dari perairan Australia menuju Indonesia timur melalui perairan Arafuru dan sekitarnya,” bebernya.
Sebelumnya, paus ini ditemukan di sekitar perairan Desa Bungko, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon. Video paus terdampar itu sempat viral di media sosial sejak Sabtu siang (10/4). Mamalia ini awalnya ditemukan nelayan pada Sabtu dini hari (10/4) sekitar pukul 02.00 WIB. Nah, siang harinya beragam versi video pun beredar dan viral.
Termasuk video live report BPBD Kabupaten Cirebon. “Pada liat ikan paus yang terdampar di laut. Bisa Anda saksikan dari jarak dekat, pada naik di punggungnya,” ujar Koordinator Lapangan BPBD Kabupaten Cirebon Faozan, seperti dikutip dalam salah satu versi video yang beredar.
Masih dalam video itu, ada 6 orang yang berdiri di atas punggung paus itu. Beberapa dari mereka nampak menginjak-injak karena rasa penasaran. Di video itu juga terlihat ada lima perahu nelayan di sekeliling paus tersebut. Dalam unggahan lain warga juga nampak penasaran.
Dalam percakapan pada salah satu video salah seorang dari mereka mengatakan kulit paus biru itu layaknya karet. Juga tebal. “Bokat kuh iwak urip (kirain tuh ikan hidup, red). Beli weruo mati (tahunya sudah mati, red). Dau mati, getihe masih ano (baru mati, darahnya masih ada, red),” kata orang itu. (dri)