Musik sampah plastik menjadi salah satu hasil karya kreatif anak muda Cirebon. Untuk mengurangi sampah botol plastik. Pengunjung Tabalong sore itu juga dipersilahkan mencobanya secara langsung. Untuk bisa memainkan alat musik itu tak berarti harus memiliki basic bermusik. Semua bisa berkolaborasi menghasilkan instrumen musik.
Demo pertama itu dimainkan oleh anak muda bernama Saerozi. Dia adalah personel Rumpul Laut Band. Juga inisiator. Diceritakan, itu berawal dari keresahannya. Juga masih tak lepas dari masa pandemi yang membuat fisiknya tak banyak aktivitas dari biasa.
Ozi, sapaannya, enggan disebut sebagai aktivis lingkungan. Lebih nyaman dianggap sebagai orang yang peduli. Karena risih melihat sampah yang berserakan. “Saya mau membuang sampah dalam pikiran saya dan membuat sesuatu dari sampah tersebut,” ujarnya.
Sebetulnya bukan hanya limbah botol plastik. Limbah-limbah plastik lain diproyeksikan ke depan. Kenapa plastik? Karena dianggap memprihatinkan dan semakin mengancam. Plastik adalah limbah yang sulit terurai dalam bumi. Sementara kebutuhan konsumsi terus berlangsung. Rasanya tak sulit menemukan sampah plastik di jalan.
Dari situ, juga inspirasi Ozi diperoleh. “Ini tergolong instalasi bunyi. Pengenalan bunyi. Diharapkan ketika ingin belajar musik, anak-anak juga mengenal sampahnya. Agar peduli,” kata Ozi yang juga merupakan komposer musik di Tabalong itu. (*)