GM sudah menyiapkan kamar khusus bagi pria hidung belang yang ingin melakukan pijat plus-plus dengan tiga wanita yang ia jajakan. Yakni kamar 212. Setiap tamu yang datang, menunggu di parkiran, kemudian dijemput GM, dan dibawa ke kamar 212.
Dia mengakui di kamar itulah kerap terjadi pijat yang plus-plus. Artinya, tidak sekadar pijat. Bukan pijat biasa. “Ya kan di dalam kamar hanya pria yang akan dipijat dan perempuan itu. Di situ nanti biasanya ada transaksi lagi kalau mereka sepakat sampai berhubungan. Harganya biasanya Rp1 juta. Kalau jadi, klien (pria, red) langsung memakai alat kontrasepsi dan diservis,” terang GM di Mapolresta Cirebon, kemarin.
Untuk pelanggan, sambung GM, kebanyakan mereka yang baru pulang kerja. “Mereka (pelanggan, red) yang baru pulang kerja kan capek. Jadi minta dipijet sambil sekalian begituan. Tapi kadang ada yang gak jadi kok. Biasanya gara-gara gak cocok dengan perempuannya,” ujarnya.
GM mengaku baru dua bulan menjalani pekerjaan ini. Ia beralasan diajak oleh temannya, kemudian diajarkan untuk memasarkan pelayanan pijat plus-plus tersebut. Keuntungan yang didapat oleh GM juga tidak besar. Dalam satu hari ia hanya dapat uang Rp30.000 sampai Rp40.000.
“Sistem bayarnya satu bulan sekali. Saya dikasi Rp1 juta. Setiap pengunjung datang, saya dikasi Rp10 ribu. Kalau sehari dapat 4 pengunjung, ya saya dapat Rp40 ribu. Teman saya juga sama. Dia sekarang gak tahu ke mana. Saya sebenarnya mau keluar, mau cari pekerjaan lain, eh keburu ditangkap polisi,” sesal GM. (cep)