Diakui Kampung Ramadan di Bodesari belum sepenuhnya sesuai yang diharapkan. Masih terus akan dilakukan pembenahan. Asep ingin lebih dari sekadar menyelenggarakan Kampung Ramadan tiap tahun. Lebih dari itu ingin memberdayakan ekonomi masyarakat setempat. Misalnya melalui perputaran ekonomi UKM di kampung Ramadan. Juga setiap katering yang dibeli dan kebutuhan lain-lain, para remaja itu tak mencari di pasar lain. Mereka memesan dari warga lokal.
Tak heran kalau mereka punya tagline yang sudah tertanam di hati masing-masing: dari Bodesari, untuk Bodesari. Bersambung. Ada lanjutannya: mencerahkan dengan ilmu, memberdayakan dengan amal dan menyantuni dengan harta. Kesungguhan yang terselenggara berkat kesungguhan para remaja. Itu yang tercermin di luaran. Namun diakui Asep, kalau konsep kampung Ramadan dan segalanya tak lepas dari masukan para sesepuh.
Misalnya soal manajemen waktu antara pembagian kupon dan pentas para talent tadi. Itu atas masukan sesepuh. Juga tak lepas dari kritik dan saran. Pro dan kontra. Pro-nya sudah jelas. Sementara yang kontra salah satunya mempersoalkan pentas musik yang lokasinya persis di sisi masjid. Jaraknya sekitar 20 meter saja. Namun itu semua diterima terbuka.
Saling mengerti dengan berkomunikasi. “Sebagai bahan masukan untuk lebih baik. Sesepuh dan para orang tua tentu sangat mendukung kegiatan kami,” tutur Khalani Aldiansyah (19), salah seorang pengurus Riswa. (*)