CIREBON – Di tengah pandemi Covid-19. Embung Wanakaya mulai berkembang. Pengunjungnya semakin banyak. Tidak hanya warga setempat. Warga luar kecamatan pun banyak yang datang melihat keindahan alam dari danau buatan itu.
Lokasinya memang berada di tengah sawah. Tapi akses jalannya mudah ditempuh. Jalannya sudah dibeton. Sambil berkendara pun bisa menikmati bentangan sawah yang hijau. Apalagi pintu masuk Embung Wanakaya tepat di pinggir jalan poros Kecamatan Gunungjati menuju Kecamatan Tengatani.
Jadi wajar saja bila lokasi tersebut menjadi tempat wisata baru yang banyak diminati. Terlebih lagi masuk ke embung tidak dipungut biaya. Masyarakat hanya modal membayar parkir saja. Itu pun kalau motornya ingin diparkirkan di depan Embung Wanakaya.
Adanya Embung Wanakaya membangkitkan ekonomi masyarakat setempat, yang sempat lesuh karena pandemi Covid-19. Sebagaian besar warga Desa Wanakaya pun mendadak menjadi pedagang. Mereka membuat gubuk kecil di pinggir jalan menuju Embung Wanakaya, untuk jualan.
“Semenjak Embung Wanakaya dihiasi oleh pemerintah, setahun lalu. Banyak masyarakat yang merasakan. Yang tadi gak jualan, ekonomi lesu karena pandemi. Sekarang jadi jualan. Banyak yang bikin gubuk buat jualan,” kata Jayadi linmas yang berjaga di Embung Wanakaya.
Kata Jayadi, Embung sudah ada selama15 tahun. Namun, keberadaannya tidak seramai saat ini. Semenjak pemerintah desa ganti, para pemuda berkreasi. Embung dihiasi layaknya taman. Hal itu, untuk menarik pengunjung.
“Tujuannya tercapai. Banyak sekali pengunjung. Mereka hanya cuci mata lihat pemandangan dan selfi-selfi. Terutama pada hari minggu. Pasar pun kala ramainya. Pedagang laris semua. Sampai, ada musalah juga,” tandasnya.
Sementara, Mulyono penjaga parkir mengatakan, sudah empat bulan ada parkiran di depan Embung. Kata Mulyono, sebelumnya tidak ada. Tapi, semenjak pengunjung semakin banyak. Keamanan pun harus di perhatikan, agar tidak ada yang menjadi korban kejahatan.
“Baru empat bulan, kami jaga parkir. Pengunjungnya banyak, dari berbagai kalangan. Yang mancing juga ada, yang hanya lihat-lihat ada. Ada juga yang hanya jajan di warung pinggir jalan. Terus jajanannya dibawa dan dimakan di pinggir Embung, sambil lihat pemandangan,” tandasnya. (cep)