Ruang Kreatif Ahmad Djuhara: Lebih Baik Berebut Tempat daripada Kosong

Ruang Kreatif Ahmad Djuhara: Lebih Baik Berebut Tempat daripada Kosong
0 Komentar

Lebih dari setahun lalu, tepatnya 27 Maret 2020, Ahmad Djuhara berpulang. Indonesia kehilangan salah satu arsitek terbaik yang kaya akan penghargaan. Rabu (21/4) kemarin, ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) 2018-2021 itu kembali dikenang. Menjadi nama gedung kreatif di Kota Cirebon.ADE GUSTIANA, CirebonDIUSULKAN dan diresmikan langsung oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Kang Emil, sapaannya, juga menamai gedung itu dengan nama sang tokoh: Ruang Kreatif Ahmad Djuhara. Pria kelahiran Jakarta 22 November 1966 punya nama harum dalam dunia rancang bangun. Sederet prestasi sempat melambungkan namanya.
Juga yang tak kalah fenomenal adalah Penghargaan Utama IAI Award 2008 untuk Rumah Baja Wisnu. Karya itu mengantarkan pria yang berperan langsung dalam disahkannya UU No 6 Tahun 2017 atau UU Arsitek itu ke jenjang popularitas. Disegani kalangan arsitek nasional. Sampai sekarang rumah baja kerap dijadikan kajian studi mahasiswa arsitektur dan arsitek pemula.
Ya, setahun sebelum gedung diresmikan, alumnus Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) tahun 1991 tersebut wafat. Kang Emil punya kenangan tersendiri. Juga kepercayaan yang tidak setengah-setengah kepada almarhum untuk mendesign gedung kreatif seluas 27.315 meter persegi tersebut.
Melalui penamaan itu gubernur berharap ide-ide kreatif sang arsitek bisa membumi di Cirebon dan sekitarnya. Serta semangat kreativitas yang terus dikobarkan Djuhara selama hidup merambat kepada generasi muda Jabar. Kang Emil menganggap almarhum adalah sosok guru dan senior.
Karenanya, peresmian sore itu cukup membuat haru mantan walikota Bandung itu. “Beliau ketua arsitek se-Indonesia. Dari ribuan, ketuanya itu almarhum, namanya Ahmad Djuhara, yang senang dengan hal-hal inspiratif,” katanya saat peresmian.
Nama Ruang Kreatif Ahmad Djuhara untuk memberikan semangat. Rasa sungguh-sungguh jika yang menciptakan dan telah berpulang itu adalah orang kreatif. Sehingga yang mengaktifkan ruang kreatif juga harus timbul api-api kreatif seperti yang mengarsitekinya.
Yang juga tak kalah bergengsi adalah penghargaan III-Maket Terbaik dari International Architecture Biennale Rotterdam 2005 untuk Maket Batavia 1681. Kemudian IAI Award – Citation Award (2002). Dia juga pernah diminta untuk menjadi technical reviewer untuk sejumlah ajang penghargaan. Seperti PAM Awards 2011 Overseas – House at Kebayoran Baru dan Overseas – House at Pondok Indah.

0 Komentar