CIREBON– Pemerintah Arab Saudi berencana akan membuka penerbangan internasional mulai 17 Mei mendatang. Tapi, Arab Saudi tetap menerapkan larangan masuk bagi 20 negara. Satu di antaranya Indonesia. Larangan ini masih terkait kekhawatiran penyebaran Covid-19. Lalu bagaimana nasib para calon jamah haji (calhaj)?
Arab Saudi sudah mengumumkan 20 negara yang masuk daftar larangan masuk. Yakni Argentina, Uni Emirat Arab, Jerman, Amerika Serikat, Indonesia, Irlandia, Italia, Pakistan, Brazil, Portugal, Inggris, Turki, Afrika Selatan, Swedia, Swiss, Prancis, Lebanon, Mesir, India, dan Jepang.
Data ini dikeluarkan Saudi setelah ada pertanyaan apakah pencabutan larangan terbang internasional berlaku secara umum atau tidak. Disebutkan, warga, diplomat, praktisi kesehatan, serta anggota keluarga dari negara-negara yang masuk daftar tersebut telah dilarang masuk sejak 3 Februari. Aturan juga berlaku bagi warga dari negara lain yang melakukan kunjungan ke 20 negara tersebut dalam 14 hari terakhir. Larangan ini bikin waswas. Khususnya bagi Indonesia. Musim haji 2021 sudah di depan mata.
Pemerintah melalui Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dilaporkan tengah melobi Pemerintah Arab Saudi untuk meloloskan calon jamaah haji Indonesia. Tapi Arab Saudi disebut-sebut memberikan syarat telah divaksin bagi calhaj yang akan berangkat haji. Hanya saja belum ada kejelasan lebih jauh perihal kuota dan negara mana saja yang akan mendapatkan izin masuk.
Situasi ini dirasakan juga di Cirebon. Kemenag di daerah ini melakukan persiapan di tengah ketidakpastian. Misalnya di Kabupaten Cirebon. Kuota calhaj Kabupaten Cirebon ada 2.375. Namun, keberangkatan mereka ke Tanah Sucibelum pasti. Kementerian Agama Kabupaten Cirebon juga pasrah.
Kepala Kemenag Kabupaten Cirebon Drs Mujayin mengatakan belum ada kepastian keberangkatan calhaj tahun ini. Namun, katanya, persiapan tetap berjalan. Salah satunya adalah vaksinasi. “Semua persiapan sudah kita lakukan. Seperti rencana pemberangkatan jamaah yang akan diberangkatkan melalui Bandara Kertajati. Termasuk melakukan vaksin,” kata Mujayin kepada Radar, kemarin.
Ia mengaku terus melakukan koordinasi dengan pusat. Untuk sementara, lanjutnya, pemerintah pusat melalui Kementerian Agama RI mempunyai tiga opsi dalam rencana pemberangkatan calhaj tahun ini. Opsi pertama, kata Mujayin, calhaj tetap diberangkatkan dengan kuota penuh.