“Karena kita dapat info, Kapal Selam Alugoro yang diproduksi PAL itu harganya Rp1,5 triliun. Ya nanti duitnya berapa kita ke sana, biar anak-anak memilih katalog kapal mana yang mau dibeli. Nanti kalau duitnya kurang ayo cari lagi,” tuturnya.
Jazir optimis uang akan terkumpul. Apalagi hanya Rp1,5 triliun. Dikatakan hanya, kata Jazir, karena jumlah rakyat Indonesia tidak sedikit. “Kalau seratus juta rakyat Indonesia masing-masing Rp10 ribu saja sudah lebih dari cukup,” jelasnya.
Apa yang dilakukan Hamas Jogokariyan bukan yang pertama. Mereka juga kerap melakukan aksi sosial sebelumnya. Hal apapun yang dirasa membutuhkan bantuan. Para orang tua, kata Jazir, mendukung niat baik anak-anaknya itu. Terbukti dari uang Rp6 juta yang terkumpul saat awal open donasi on the street itu. “Artinya kan orang tua merespons. Meskipun sambil tertawa, sambil tersenyum mereka gembira melihat anak-anak punya semangat itu,” bebernya.
Jazir juga ikut prihatin terkait kapal selam yang tenggelam itu. Indonesia yang luas lautnya 3,2 juta meter persegi dan sebagai negara kemaritiman, katanya, sudah semestinya memiliki armada laut yang kuat. “Kenyataannya kita sedikit sekali punya kapal perang dan kapal selam dibandingkan luasnya laut yang harus dijaga,” ucapnya.
“Mestinya tentara kita persiapkan untuk mempertahankan kedaulatan negara. Kalau mereka gugur karena korban kecelakaan pesawat, kecelakaan kapal, ini kan ironi sekali,” sambungnya.
Dia merasa, sebetulnya pemerintah sangat mampu untuk alokasi anggaran pembelian kapal selam. Namun, katanya, itu bukan menjadi prioritas. Sehingga wajar kalau kapal selam yang dimiliki Indonesia tidak sebanding dengan luas lautnya. “Padahal illegal fishing atau hilangnya kekayaan laut kita karena dicuri orang lain karena tidak bisa mengawal, jumlahnya ratusan triliun tiap tahun. Pertahanan mestinya diprioritaskan,” tandasnya.
Jazir mengatakan, di antara tujuan Negara Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 adalah untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. Lautan yang membentang luas melebihi daratan, katanya, merupakan bagian dari Indonesia yang harus dijaga dan dilindungi. Beserta kekayaan tak ternilai yang ada di dalamnya.